Senin 17 Jan 2022 14:43 WIB

Peluang Kerja Baru Bidang Metaverse yang Patut Dicoba

Metaverse memberikan paradigma baru dalam berbagai bidang termasuk tenaga kerja.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
 Orang-orang mengunjungi karya seni oleh seniman digital media baru Turki-Amerika Refik Anadol yang berjudul
Foto:

Hyundai dan Samsung mulai mencoba memanfaatkan inovasi metaverse untuk melakukan proses penerimaan pegawai baru. Aplikasi dunia virtual yang digunakan Hyundai adalah Zepeto dan perekrutan pegawai baru di meta verse pun dimulai. Di sisi lain, Samsung menggunakan platform bernama Gather untuk melakukan proses perekrutan karyawan secara virtual.

Co-Founder dari salah satu perusahaan metaverse bernama Journee, Thomas Johann Lorenz mengatakan, penerapan dunia virtual oleh sejumlah perusahaan saat ini juga didorong oleh masih terus berlangsungnya pandemi. "Metaverse mampu berperan dalam mempertahankan potensi dan budaya perusahaan karena teknologi ini bisa lebih powerful di bandingkan surel atau Zoom," ujar Lorenz. 

Selain itu, ia melanjutkan, metaverse juga bisa meng hadirkan komunikasi yang lebih erat, emo sional, dan mendalam. Segala keunggulan metaverse ini pun membuat Journee kini menjadi konsultan untuk sejumlah perusahaan, seperti Siemens, BMW, dan Adidas untuk mengembangkan ekosistem meta versenya sebagai bekal menjelang era baru yang sudah ada di depan mata.

Salah satu penggunaan metaverse yang paling jamak saat ini adalah sebagai penunjang proses perekrutan pegawai. Karena, selama pandemi, wawancara kerja lebih aman dan efisien dilakukan secara daring.

Namun, ternyata wawancara kerja lewat video conference dirasa masih kurang akomodatif. Di situ lah, penerapan metaverse bisa menjawab kebutuhan dalam mengetahui karakter dan potensi calon pegawai secara lebih mendalam dan akurat.

Mengingat, avatar dalam teknologi metaverse bisa menggambarkan ekspresi secara lebih detail. Dengan begitu, perusahaan akan bisa mengenali calon pegawainya secara lebih baik. Mesti tak berta tap muka secara langsung.

Ben Chodor selaku President Notified yang merupakan live and virtual event organizer, menjelaskan, penyebaran Covid-19 membuat banyak per temuan di 2020 dan 2021 bergeser ke dunia daring. Beberapa acara memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan pengalaman baru bagi orang-orang, tetapi banyak pula acara virtual gagal.

 "Harus diakui, tidak semua acara dibuat sama. Ada keajaiban tertentu yang melekat dalam acara tatap muka yang menantang untuk ditiru secara daring," ujarnya, seperti dikutip dari Forbes, Jumat (14/1/2022).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement