REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perkembangan teknologi berpengaruh dalam dunia kesehatan. Ini terlihat dari sejumlah aplikasi yang menggantikan keberadaan kontrol harian dokter. Misalnya, metode kesadaran kesuburan (FAM) yang dapat diakses melalui aplikasi.
Bagi sebagian wanita Amerika, FAM memberikan alternatif bebas hormon dan melibatkan pelacakan kesuburan seseorang yang dilihat dari jumlah hari dalam siklus menstruasi. Ini dapat ditentukan melalui pengukuran seperti suhu tubuh basal, pola lender serviks, dan kadar hormone luteinizing (LH) dalam urin. Selama masa subur, praktisi FAM mengandalkan metode penarikan atau penghalang seperti kondom untuk menghindari kehamilan.
Namun, FAM sekarang menjangkau audiens yang jauh lebih luas melalui aplikasi ponsel. Ada lebih dari 100 aplikasi dan telah diunduh lebih dari 200 juta kali. Aplikasi tersebut diiklankan untuk melacak periode dan merencanakan atau mencegah kehamilan.
Aplikasi yang Disetujui FDA
Pada tahun 2018, Natural Cycles menjadi aplikasi medis seluler pertama yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) untuk dipasarkan sebagai metode kontrasepsi. Ini menggabungkan pembacaan suhu basal pengguna yang disarankan untuk dilakukan setiap pagi.
Preseden kontroversial ini muncul di tengah tuduhan bahwa FDA telah mengkompromikan standarnya dan bersandar pada lobi industri ketika menilai perangkat medis. Selain itu, FDA juga mengizinkan aplikasi Clue yang sebelumnya menawarkan layanan pelacakan periode untuk diiklankan sebagai alat kontrasepsi pada tahun 2021.
Tidak seperti Natural Cycles, fitur kontrasepsi Clue bergantung sepenuhnya pada analisis statistik tanggal mulai menstruasi dari pengguna bersama dengan data lain dari penelitian sebelumnya untuk menentukan hari yang terkait dengan risiko kehamilan tinggi atau rendah tanpa meminta pemeriksaan suhu. Perusahaan mengklaim keunggulan berbeda dibandingkan teknik kesadaran kesuburan lainnya yang membutuhkan tenaga kerja pengguna yang teliti.