REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Platform kesehatan Binah.ai mengumumkan telah menambahkan pemantauan tekanan darah ke rangkaian alat kesehatan yang tersedia di aplikasinya. Perusahaan mengklaim fitur tersebut dapat menghitung tekanan darah hanya menggunakan video wajah seseorang melalui kamera smartphone atau laptop.
Fitur itu bertujuan agar masyarakat dapat memantau tekanan darah mereka di rumah dengan mudah. “Kami merancang fitur ini untuk menggantikan perangkat manset tensi di rumah,” kata CEO Binah.ai. David Maman.
Untuk memantau tekanan darah, alat ini bekerja dengan menganalisis cahaya yang dipantulkan dari wajah untuk menghitung perubahan aliran darah atau disebut photoplethysmography (PPG). Pembuat perangkat dan aplikasi telah memanfaatkan cara itu di berbagai bagian tubuh untuk menghitung hal-hal seperti kadar oksigen darah dan detak jantung.
Maman menyebut perusahaan telah menjalankan studi validasi internal alat tekanan darah pada 264 orang. Meskipun data tersebut tidak dipublikasi, perusahaan membagikan laporan akurasi dasar dengan klien. Evaluasi mereka juga membandingkan perangkat dengan standar internasional untuk alat pengukur tekanan darah yang memiliki dua tingkat, yaitu memadai untuk perangkat dengan akurasi tinggi dan rendah.
Namun, para ahli mengatakan alat itu dinilai masih tidak efektif karena belum cukup data yang dikumpulkan. Asisten Profesor Kedokteran dari University of Pennsylvania Jordana Cohen belum melihat bukti yang akurat apakah alat tersebut dapat berfungsi baik. “Saya belum melihat bukti yang menunjukkan teknologi ini siap memeriksa tekanan darah secara andal,” kata Cohen.
Cohen menjelaskan standar internasional dirancang untuk monitor tekanan darah berbasis manset dan tidak boleh digunakan sendiri untuk memantau keakuratan alat berbasis PPG. Dia perlu melihat lebih banyak data validasi yang dipublikasikan dari Binah.ai.
Sementara itu, Ahli Jantung dari University of Texas Southwestern Medical Center Ann Marie Navar mengatakan perlu analisis lebih lanjut terkait cara kerja perangkat pada orang dengan warna kulit berbeda, rambut di wajah, atau yang memakai perhiasan. Jika tidak memerhatikan hal itu, perangkat dapat memberikan hasil yang bias.
“Kami tidak tahu faktor manusia apa yang memengaruhi keakuratan pengukuran jenis pendekatan ini,” ucapnya.
Uji klinis
Dilansir The Verge, Selasa (11/1/2022), Maman mengatakan perusahaan akan meluncurkan uji klinis yang lebih luas untuk menguji perangkat pada akhir Februari dan akan menggunakan data itu untuk mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration. Saat ini, aplikasi hanya dapat digunakan sebagai perangkat kesehatan dan perusahaan tidak dapat mengklaim bahwa itu dapat digunakan untuk tujuan medis.
Binah.ai juga tidak menjual produknya langsung ke konsumen tetapi bekerja dengan perusahaan seperti asuransi yang mengimplementasikan alatnya di platform mereka sendiri. Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan dua produsen laptop terkemuka dan produsen smartphone untuk mengintegrasikan Binah.ai ke dalam perangkat mereka.
Perusahaan memutuskan untuk meluncurkan fitur tersebut sebelum mereka melakukan studi tambahan karena pelanggan menginginkannya. “Banyak pelanggan melakukan validasi internal mereka sendiri pada alat tersebut,” kata Maman.