Selasa 04 Jan 2022 14:16 WIB

Menengok Pertanian Tanaman Pangan tanpa Tanah di Burkina Faso

Hidroponik menghemat air dan tanah dan bisa menghasilkan produk yang baik.

Pekerja memetik sayur selada hasil panen sistem hidroponik.ilustrasi
Foto:

Tidak tergantung musim

Bagi teori maupun praktek, keduanya sangat penting. Butir-butir dari tanah liat, serat kelapa dan kompos organik adalah substrat organik yang bisa digunakan, sebagai ganti tanah.  

Di rumah kaca, tomat juga bisa tumbuh selama musim hujan, dan bisa dipetik secara teratur. Dalam waktu singkat, tomat, bawang bombai dan cabai akan dijual di toko bahan pangan organik. Sebuah koperasi lokal menjual produk ke pelanggan yang mengutamakan produk organik. 

Moussa Ouedraogo, adalah direktur pemasaran pada perusahaan Bioprotect. Dia mengatakan, untuk menjamin bahwa petani organik juga mendapat imbalan yang adil, harus ada penyaluran ke pedagang eceran. Para petani tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan menggunakan metode dan produk organik, tapi mereka juga menjaga kesehatan mereka, dan kesehatan konsumen lewat cara ini. 

Namun, produk organik terlalu mahal bagi banyak penduduk kota. Mereka masih menanam sayuran sendiri, jika mereka bisa. Di kota ada area sempit yang disisihkan untuk tujuan ini. Tapi pemerintah kotamadya khawatir kawasan ini akan semakin terdesak dan akhirnya hilang.

Para ahli memperkirakan, populasi akan meningkat 100 persen dalam 10 tahun ke depan. Namun demikian, perusahaan pengolahan sampah juga akan dapat keuntungan karena mereka bisa menghasilkan kompos organik untuk metode penanaman baru itu.

Christophe Ouedraogo, dari departemen pertanian Burkina Faso menjelaskan, pertanian hidroponik menawarkan banyak keuntungan bagi Burkina Faso. Dengan pertanian hidroponik mereka bisa menambah banyak jenis tanaman.

Petani juga bisa mendapat lebih banyak uang dengan metode ini. Di saat bersamaan, mereka juga bisa mendaurulang banyak limbah perkotaan, baik limbah padat maupun cair. Itu akan menjadikan kota lebih bersih dan hijau.

Inisiatif itu kini sudah memberikan pelatihan di 20 komunitas pedesaan. Adjaratou Sanogo sudah menghubungkan para petani lewat media sosial, untuk merintis sebuah "koperasi virtual,". Dengan cara ini bisa memastikan bahwa produk sehat bisa diperoleh di lebih banyak tempat di seluruh Burkina Faso.

 

sumber: https://www.dw.com/id/pertanian-tanpa-tanah-burkina-faso/a-60176128

 

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement