REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Raksasa manufaktur teknologi Panasonic mengonfirmasi bahwa jaringannya diakses secara ilegal bulan ini selama serangan siber. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat (26/11), perusahaan Jepang itu mengatakan telah diserang pada 11 November. Perusahaan menyatakan beberapa data di server file telah diakses selama penyusupan.
“Setelah mendeteksi akses yang tidak sah, perusahaan segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang terkait dan menerapkan tindakan pengamanan, termasuk langkah-langkah untuk mencegah akses eksternal ke jaringan,” kata Panasonic dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNET, Selasa (30/11).
Selain melakukan penyelidikannya sendiri, Panasonic saat ini bekerja dengan organisasi pihak ketiga spesialis untuk menyelidiki kebocoran. Perusahaan sedang menyelidiki apakah pelanggaran tersebut melibatkan informasi pribadi pelanggan dan/atau informasi sensitif yang terkait dengan infrastruktur sosial.
Meskipun tidak ada informasi lain yang diberikan dalam pernyataan itu, outlet Jepang Mainichi dan NHK mengatakan pelanggaran itu sebenarnya dimulai pada 22 Juni dan berakhir pada 3 November. Panasonic tidak menanggapi permintaan komentar tetapi mengonfirmasi tanggal itu dalam sebuah wawancara dengan TechCrunch. Panasonic mengatakan tanggal 11 November mengacu pada saat pelanggaran pertama kali ditemukan.
NHK melaporkan bahwa server yang diserang menyimpan informasi tentang mitra bisnis Panasonic dan teknologi perusahaan.
“Kami tidak dapat memprediksi apakah itu akan mempengaruhi bisnis atau kinerja bisnis kami, tetapi kami tidak dapat menyangkal kemungkinan insiden serius,” kata perusahaan tersebut kepada Mainichi pada Jumat (26/11), yang menurut The Record melaporkan bahwa pelanggaran tersebut mungkin juga melibatkan informasi karyawan.
Panasonic menandatangani perjanjian dengan McAfee pada Maret untuk membuat pusat operasi keamanan kendaraan yang berfokus secara eksklusif pada serangan siber.