TikTok merupakan aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia pada tahun 2020. Platform berbagi video China tersebut adalah satu-satunya aplikasi yang tidak dimiliki oleh Facebook yang berada di lima besar unduhan global.
Di negara asalnya di China, pemilik TikTok, ByteDance, juga memegang posisi teratas dengan aplikasi video berbahasa Mandarin, Douyin.
Langkah Tiktok menjadi sangat populer bukanlah tanpa terjal. Beberapa negara sempat melarang TikTok dengan alasan keamanan dunia maya (cyber security).
Popularitas TikTok yang terus berlanjut muncul bahkan setelah mantan Presiden AS Donald Trump mencoba melarangnya di Amerika Serikat pada 2020 lalu. Larangan ini kemudian dicabut oleh Presiden AS baru Joe Biden.
Pemerintah India pada Juni 2020 melarang sejumlah aplikasi berbasis mobile asal China, termasuk Tiktok. Alasannya, aplikasi itu dianggap mengancam keamanan dan pertahanan nasional karena mencuri diam-diam dan mentransmisikan data pengguna dengan cara yang tidak sah ke server yang memiliki lokasi di luar India.
Tren video pendek dari TikTok kini telah diterapkan ke sejumlah platform lain. Instagram juga telah memiliki fitur video pendek Reels. Instagram meluncurkan Reels pada Agustus lalu di lebih dari 50 negara. Sebelumnya, fitur itu telah diuji coba di Brasil pada 2018. Jangkauan uji coba ini kemudian diperluas ke Prancis, Jerman, dan Indi yang merupakan pasar besar bagi TikTok.
Dengan Reels, pengguna bisa memproduksi video pendek dengan efek dan musik tertentu, berbeda dengan Story.
Youtube juga telah memiliki fitur video pendek Short. Youtube Short hadir di Indonesia mulai bulan Juli lalu. Di Youtube Short memungkinkan kreator membuat video pendek mulai 15 detik hingga 1 menit.
Terbaru, saat ini Spotify sedang menguji fitur baru berupa video singkat. Fitur yang bernama Discover menghadirkan video veritikal singkat musik yang bisa digulir oleh pengguna seperti di TikTok. Nantinya, pengguna bisa memberikan respons, seperti menyukai video itu atau sekadar melewati.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
