Rabu 24 Nov 2021 12:23 WIB

Varian 'Tangguh' B.1628 Terdeteksi Muncul di AS

Varian baru yang lebih tangguh muncul dari kombinasi dua strain SARS-CoV-2.

Vaksinasi Covid-19 terhadap anak di Amerika Serikat. Sebuah varian yang disebut B.1628 muncul dari kombinasi dua varian berbeda di Amerika Serikat.
Foto:

Vaksinasi hambat kemunculan varian baru

Para ilmuwan sepakat bahwa setiap kasus baru Covid-19, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, memberi peluang bagi virus untuk bermutasi. Risiko itu bisa ditekan dengan melindungi sebagian besar populasi menggunakan vaksin.

Penelitian awal memang menunjukkan bahwa anak-anak tidak banyak berkontribusi terhadap penyebaran virus. Akan tetapi, sejumlah ahli mengatakan, tahun ini situasinya berbeda.

Anak-anak kini memainkan peran penting dalam menyebarkan varian yang lebih menular, seperti alfa dan delta. Menurut perkiraan oleh Pusat Pemodelan Skenario Covid-19, memvaksinasi anak-anak dapat membuat perbedaan nyata di masa mendatang.

Memvaksinasi anak-anak juga berarti mengurangi penyebaran yang tak kentara (silent spread). Sebab, sebagian besar dari anak yang positif Covid-19 tidak memiliki gejala atau bergejala ringan.

Ilmuwan mengingatkan bahwa penyebaran secara tidak kentara itu membuat infeksi virus sulit reda. Sementara itu, ketika orang yang tertular semakin banyak, kemungkinan munculnya varian baru meningkat.

Dilansir AP, Selasa (23/11), Seorang ahli virologi di University of Wisconsin-Madison di Amerika Serikat, David O'Connor, menyamakan infeksi dengan "tiket lotre yang kita berikan kepada virus". Hadiah utamanya (jackpot) adalah penularan oleh varian yang bahkan lebih berbahaya daripada delta yang beredar saat ini.

"Semakin sedikit orang yang terinfeksi, semakin sedikit tiket lotre yang dimiliki virus untuk bermutasi dan semakin kecil pula risiko kita semua dalam hal menghasilkan varian baru," kata O'Connor seraya mengingatkan bahwa varian baru lebih mungkin muncul pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah yang susah sembuh dari infeksi.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement