Jumat 12 Nov 2021 00:19 WIB

Gerhana Terlama Selama 580 Tahun akan Muncul di AS

Fenomena indah ini akan terlihat di seluruh 50 negara bagian AS.

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi gerhana bulan parsial.
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Ilustrasi gerhana bulan parsial.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gerhana bulan parsial terpanjang abad ini akan berlangsung minggu depan antara 18 dan 19 November. Fenomena indah ini akan terlihat di seluruh 50 negara bagian AS.

Badan Antariksa Amerika (NASA) memperkirakan bahwa gerhana Bulan Purnama Micro Beaver yang hampir total akan berlangsung sekitar 3 jam, 28 menit dan 23 detik. Ini dimulai sekitar pukul 2:19 pagi EST (7:19 pagi UTC); mencapai maksimum sekitar jam 4 pagi EST (9 pagi UTC); dan berakhir pada 05:47 EST (10:47 UTC). 

 

Gerhana akan terlihat dari Amerika Utara dan Samudra Pasifik, Alaska, Eropa Barat, Australia timur, Selandia Baru, dan Jepang.  Meskipun tahap awal gerhana terjadi sebelum bulan terbit di Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru, pengamat gerhana di wilayah ini akan dapat melihat gerhana saat mencapai puncaknya.

 

Dilansir di Live Science, Kamis (11/11) disebutkan, Bulan Micro Beaver dinamakan demikian karena terjadi ketika bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dan menjelang musim perangkap berang-berang.

 

Gerhana bulan sebagian, ketika bayangan Bumi menutupi 97 persen bulan purnama, akan menjadi yang terpanjang sepanjang abad ini. Gerhana yang akan datang juga akan menjadi gerhana bulan parsial terlama dalam 580 tahun, menurut Holcomb Observatory di Butler University, Indiana.

 

Gerhana bulan terjadi ketika Bumi meluncur di antara bulan dan matahari, sehingga bayangan planet kita mengalami gerhana atau 'jatuh' ke bulan. Bayangan dapat menghalangi semua, atau dalam kasus sebagian besar gerhana, cahaya matahari dan mewarnai bulan menjadi merah tua dan berkarat.

 

Kemerahan bulan ini terjadi karena cahaya dari matahari, meskipun terhalang langsung oleh umbra bumi, atau bagian tergelap dari bayangannya, membelok di sekitar planet kita dan bergerak melalui atmosfer kita untuk mencapai bulan. 

 

Atmosfer bumi menyaring panjang gelombang cahaya yang lebih pendek dan lebih biru dan memungkinkan panjang gelombang merah dan oranye lewat. Setelah panjang gelombang merah dan oranye ini melewati atmosfer Bumi, mereka melanjutkan perjalanan ke bulan, memandikannya dalam cahaya merah mahoni yang dalam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement