Senin 08 Nov 2021 13:04 WIB

Penyelamatan Es di Benua Arktik Ditentukan di KTT Glasgow

Ilmuwan percaya pemanasan Arktik telah berkontribusi terhadap bencana cuaca di dunia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Greenland
Foto:

Sebelumnya, Berdasarkan laporan dari The Emissions Gap Report 2021: The Heat Is On, yang dirilis pada 26 Oktober lalu mengungkapkan bahwa apa yang terjadi saat ini justru menunjukkan bahwa pemanasan global terus terjadi. Bahkan, Bumi menghangat hingga 2,7 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini. 

Dalam laporan yang dirilis pada Agustus, panel PBB untuk perubahan ikli, IPCC mencatat bahwa peristiwa cuaca ekstrem, yang diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, sekarang terjadi di setiap bagian Bumi. 

“Terlepas dari peringatan yang mengerikan ini, para pihak dalam Perjanjian Paris sama sekali gagal untuk menjaga target dalam jangkauan,” ujar Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dilansir Science News, Rabu (27/10).

Kabar dari KTT Glasgow

Konferensi perubahan iklim yang berlangsung di Glasgow diwarnai berbagai unjuk rasa. Pada Sabtu (6/11), puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris melalui pusat kota Glasgow yang hujan dan di banyak kota lain di seluruh dunia. Mereka menuntut tindakan yang lebih berani pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim COP26.

Dari pertemuan kepala negara yang hadir dalam KTT ini diketahui beberapa negara meleset dari target emisi bersih yang disepakati di Perjanjian Paris. 

India berjanji untuk mengurangi emisinya menjadi nol bersih pada tahun 2070. Rencana India ini menghilangkan tujuan utama KTT COP26 bagi negara-negara untuk berkomitmen mencapai target itu pada tahun 2050.

China telah mengumumkan rencana untuk netralitas karbon pada tahun 2060. Amerika Serikat dan Uni Eropa bertujuan untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050. Indonesia sendiri menargetkan emisi bersih pada 2060.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement