Pembuatan ekstrak dimulai maserasi etanol 96 persen hari pertama 1x24 jam dan perbandingan berat serbuk:volume etanol 1:3 sambil diaduk berkala. Remaserasi 3x24 jam, ekstraksi dipekatkan memakai vacuum rotary evaporator sampai kental.
Selanjutnya, rendemen dihitung berdasarkan ekstrak kental yang didapatkan. Pembuatan nanospray kulit jeruk nipis dengan mencampur minyak zaitun, tween 80, gliserin, ekstrak yang dilarutkan dalam etanol dan aquades dalam alat stirrer 15 menit.
Usai tercampur disonikasi 30 menit suhu 30 derajat celcius agar cairan homogen sampai partikel merata. Riza menambahkan, uji ketiga formula sediaan nanospray berukuran globul sesuai, yakni 13,63 nm (F1), 13,36 nm (F2) dan 13,33 nm (F3).
Itu sesuai kriteria ukuran globul sediaan nanoemulsi yaitu 10-200 nm, sehingga hasil itu menyatakan nanospray ekstrak kulit jeruk nipis sudah masuk kategori ukuran nano. Hasil uji iritasi sediaan nanospray tidak ditemukan ada iritasi.
Pengujian iritasi untuk mengetahui penggunaan sediaan miliki keamanan ke kulit ketika sediaan diaplikasikan. Reaksi iritasi ditandai kemerahan, gatal, bengkak di kulit. Hasil pengujian pH di sediaan nanospray ke tiga formula, yaitu lima.
Hasil ini menunjukkan nano spray ekstrak kulit jeruk nipis aman digunakan dikulit dan tidak mengiritasi kulit. Potensi khusus kepada penelitian ini mampu tingkatkan nilai ekonomis kulit jeruk nipis yang biasanya hanya sebagai limbah.
"Dalam pengujian di lab, sediaan nanospray ekstrak kulit jeruk nipis F3 memiliki karakteristik yang baik dengan ukuran globul 13,33 nanometer dan berpotensi dikembangkan menjadi produk nano spray yang dapat dikomersialkan," ujar Riza.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
