Lebih lanjut, penelitian mencatat bahwa kelompok ras dan etnis tertentu cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan cepat saji daripada yang lain karena banyak faktor, termasuk sejarah pemisahan tempat tinggal secara rasial. Edwards mengatakan bahwa lingkungan yang didominasi orang kulit hitam cenderung memiliki kepadatan restoran cepat saji yang lebih tinggi dan akses yang lebih sedikit ke makanan segar yang terjangkau.
Karena orang kulit hitam di Amerika cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan cepat saji daripada kelompok ras lainnya, pada akhirnya mereka mungkin terpapar tingkat phthalates dan bahan kimia lainnya yang lebih tinggi. Perempuan dari ras ini juga ditemukan memiliki peningkatan kadar beberapa phthalates dan paraben dalam urine karena bahan kimia yang digunakan oleh mereka dalam produk rambut.
"Mengingat kurangnya transparansi seputar bahan kimia ini, dorongan benar-benar tergantung pada regulator untuk menjauhkan phthalates dari makanan dan produk perawatan tubuh," jelas para penulis studi.