REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vesta merupakan salah satu planet kerdil (dwarf planet) di alam semesta. Vesta membantu para ilmuwan untuk lebih memahami era paling awal dalam pembentukan tata surya.
Studi yang dilakukan University of California menggunakan data dari meteorit yang berasal dari Vesta. Studi ini mendorong pengetahuan tentang tata surya yang terjadi hanya dalam beberapa juta tahun setelah mulai terbentuk.
Vesta adalah benda terbesar kedua di sabuk asteroid dengan lelar 500 kilometer. Vesta cukup besar untuk berevolusi dengan cara yang sama seperti objek-objek terestrial berbatu seperti Bumi, bulan, dan Mars.
Pada awalnya, Vesta terlihat seperti bola batuan cair yang dipanaskan oleh tumbukan. Besi dan siderophiles, atau unsur-unsur transisi seperti renium, osmium, iridium, platinum, dan paladium tenggelam ke tengah untuk membentuk inti logam.
Saat planet mendingin, kerak padat tipis terbentuk di atas mantel. Kemudian, meteorit membawa besi dan unsur-unsur lain ke kerak Bumi.
Sebagian besar planet seperti Bumi adalah mantel. Namun, batuan tipe mantel seperti terlihat pada Vesta masih jarang ditemukan di antara asteroid dan meteorit.
“Jika kami melihat meteorit, Bumi memiliki materi inti dan kerak, terapi tidak mantel,” ujar Qing-Zhu Yin, profesor ilmu bumi dan planet di UC Davis College of Letters and Science.
Ilmuwan planet menyebutnya sebagai masalah mantel yang hilang. Karena sangat kecil, Vesta membentuk kerak padat jauh sebelum benda-benda yang lebih besar seperti Bumi, bulan, dan Mars.
Unsur-unsur transisi yang terakumulasi di kerak dan mantelnya membentuk catatan tata surya paling awal setelah pembentukan inti. Seiring waktu, tabrakan telah memecahkan pecahan Vesta yang terkadang jatuh ke Bumi sebagai meteorit.
Laboratorium di University of California sebelumnya berkolaborasi dengan tim internasional yang meneliti unsur-unsur di kerak bulan untuk menyelidiki tata surya awal. Tim peneliti mengatakan karena Vesta terbentuk sangat awal, ini adalah hal yang bagus untuk melihat seluruh sejarah Tata Surya.
“Ini mendorong kita kembali ke dua juta tahun setelah awal pembentukan tata surya,” ujar Qing-Zhu Yin, salah satu peneliti sekaligus profesor ilmi Bumi dan planet di University of California, dilansir Phys, Jumat (7/10).
Diperkirakan bahwa Vesta dan planet-planet dalam yang lebih besar bisa mendapatkan banyak materi mereka dari sabuk asteroid. Tetapi temuan kunci dari penelitian ini adalah bahwa planet seperti Merkurius, Venus, Bumi dan bulan, Mars dan planet kerdil bagian dalam mendapatkan sebagian besar massanya dari tabrakan dan penggabungan dengan benda cair besar lainnya di awal tata surya.
Sabuk asteroid itu mewakili bahan sisa pembentukan planet, tetapi tidak banyak berkontribusi pada dunia yang lebih besar. Makalah studi ini diterbitkan di Nature Communications 14 September dan Nature Astronomy pada 30 September.