Jumat 01 Oct 2021 07:51 WIB

Covid-19 Ringan Pun Dapat Berdampak Jangka Panjang pada Otak

Covid-19 dapat berdampak pada otak.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Model otak manusia (ilustrasi). Peneliti di Inggris melihat ada perbedaan ketebalan materi abu-abu (grey matters) di antara orang yang telah terinfeksi Covid-19 dan yang tidak.
Foto:

Selain itu, peserta yang terinfeksi SARS-CoV-2 juga menunjukkan penurunan kognitif yang lebih besar selama pengujian. Mereka lebih lambat dalam memproses informasi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak tertular virus, kelompok kontrol yang terdiri dari 384 orang.
 
photo
Gejala Covid-19 terkait varian Delta. - (Republika)
 

Para peneliti mencocokkan kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, tanggal tes awal, dan lokasi studi, di samping faktor risiko umum lainnya untuk penyakit. Meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang dampak jangka panjang dari perubahan terkait virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), temuan ini telah menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap perubahan biologis, termasuk penuaan.

 

Dalam sebuah studi baru-baru ini dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, badan tersebut menemukan bahwa orang dewasa yang positif Covid-19 dapat memiliki masalah kesehatan jangka panjang lainnya, seperti kelelahan, kehilangan kemampuan indra penciuman atau pengecap, dan sesak napas.

 

CDC memperingatkan, gejalanya bisa berlangsung sebulan atau lebih. Disfungsi kognitif dalam bentuk pelupa, kehilangan memori atau "kabut otak", juga termasuk dalam daftar gejala Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement