Selasa 19 Jan 2021 18:51 WIB

Disfungsi Otak Akut Kerap Dialami Pasien Covid-19 di ICU

Disfungsi otak ini rata-rata terjadi selama 12 hari.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) lebih sering mengalami episode disfungsi otak dibandingkan pasien ICU non Covid-19. Disfungsi otak ini rata-rata terjadi selama 12 hari.

"Ini dua kali lipat dibandingkan apa yang kita lihat di pasien ICU non Covid-19," kata salah satu peneliti Brenda Pun DNP RN dari Vanderbilt University Medical Center, seperti dilansir Medical News Today.

Baca Juga

Peneliti menilai ada beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko disfungsi otak pada pasien Covid-19 yang dirawat di ICU. Salah satunya adalah elemen-elemen dari penyakit Covid-19 itu sendiri.

Faktor lainnya adalah strategi terapi yang berpotensi membahayakan sehingga meningkatkan kejadian disfungsi otak, seperti delirium dan koma. Selain itu, sebagian ICU masih menerapkan praktek dari panduan lama. Beberapa praktek "ketinggalan zaman" yang masih dilakukan menurut studi ini adalah sedasi dalam, penggunaan depresan sistem saraf yang luas seperti infus benzodiazepin, isolasi dari keluarga, dan imobilisasi.

"Tim ICU sangat perlu kembali ke tingkat sedasi yang lebih ringan untuk pasien-pasien ini, percobaan pernapasan dan kesadaran yang sering, mobilisasi, dan kunjungan virtual atau secara langsung yang aman," ujar peneliti lainnya Dr Pratik Pandharipande MCSI yang merpakan profesor di bidang anastesiologi.

Sejauh ini, ada sekitar 750.000 pasien Covid-19 di dunia yang mendapatkan perawatan dengan ventilator. Peneliti mengungkapkan bahwa pasien yang dibantu dengan ventilator memiliki risiko tinggi untuk mengalami disfungsi otak, khususnya koma dan delirium (gangguan kognitif).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement