Rabu 29 Sep 2021 17:16 WIB

Xiaomi Tanggapi Laporan Otoritas Keamanan Siber Lithuania

Xiaomi menaggapin dua masalah utama yang diangkat oleh laporan Lithuania

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Christiyaningsih
Logo Xiaomi. Ilustrasi
Foto: Reuters
Logo Xiaomi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Xiaomi angkat bicara soal laporan “Penilaian keamanan siber dari perangkat seluler berkemampuan 5G" yang baru-baru ini diterbitkan oleh Otoritas Keamanan Siber dan Informasi Lithuania (NCSC). Xiaomi menanggapi hasil laporan tersebut dengan serius.

“Kami menanggapi hasil laporan tersebut dengan serius. Biarpun kami membantah karakteristik di temuan tertentu, kami juga bekerja sama dengan pihak ketiga independen untuk menilai beberapa poin yang diangkat dalam laporan tersebut. Kami yakin dengan integritas perangkat serta praktik kepatuhan bisnis kami dan kami percaya pihak ketiga tersebut akan memverifikasi fakta ini bagi para pengguna dan mitra kami,” kata juru bicara Xiaomi melalui siaran pers, Rabu (29/9).

Baca Juga

Xiaomi menanggapi dua masalah utama yang diangkat oleh laporan tersebut. Pertama, dugaan penyensoran. Perangkat Xiaomi tidak membatasi atau menyaring komunikasi ke dan dari pengguna Xiaomi.

Xiaomi tidak pernah dan tidak akan pernah membatasi atau memblokir perilaku pribadi pengguna smartphone seperti menelepon, mencari informasi, menjelajah web, atau menggunakan peranti lunak komunikasi milik pihak ketiga. Laporan NCSC juga tidak menyatakan Xiaomi melakukan hal tersebut.

Laporan tersebut menunjukkan penggunaan piranti lunak manajemen iklan Xiaomi yang memiliki kemampuan terbatas untuk mengelola iklan berbayar dan push advertising yang dikirim ke perangkat seluler melalui aplikasi-aplikasi Xiaomi, seperti Mi Video dan Mi Browser. Hal-hal ini dapat digunakan untuk melindungi pengguna dari konten yang menyinggung seperti pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, hingga referensi yang dapat menyinggung pengguna lokal. Menurut Xiaomi, ini adalah praktik umum di industri smartphone dan internet di seluruh dunia.

Xiaomi menyebut pihaknya berkomitmen untuk beroperasi secara transparan dan bertanggung jawab pada seluruh yurisdiksi. Xiaomi juga berkomitmen untuk terus meningkatkan inovasi dan menyambut baik keterlibatan dengan para pengguna, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya.

Kedua, pemrosesan dan transfer data. Laporan tersebut juga secara keliru menunjukkan pengelolaan data yang tidak tepat. Dalam tanggapannya, Xiaomi mengatakan sepenuhnya mematuhi seluruh persyaratan GDPR termasuk penanganan, pemrosesan, dan transfer data end-user. Kepatuhan ini berlaku untuk semua sistem, aplikasi, dan layanan.

Setiap penggunaan data pribadi bergantung pada persetujuan yang sah dari end-user dan selalu sesuai dengan undang-undang serta peraturan lokal di Uni Eropa dan negara anggotanya. Xiaomi beroperasi sesuai dengan Standar Manajemen Keamanan Informasi ISO/IEC 27001 (Information Security Management Standards) dan Sistem Manajemen Informasi Privasi ISO/IEC 27701 (Privacy Information Management System).

Sejak 2016, setiap tahunnya Xiaomi juga telah menerima Sertifikasi Privasi Perusahaan dari TrustArc. Hal ini untuk memastikan end-user memperoleh perlindungan privasi dan keamanan terbaik.

Xiaomi menekankan perusahaan berkomitmen menjaga privasi dan keamanan para pengguna. Xiaomi menyebut perusahaan beroperasi dengan standar tertinggi dan mematuhi seluruh peraturan di tingkat lokal dan regional.

Sebelumnya, pihak berwenang Lithuania telah meminta warganya untuk tidak membeli ponsel China setelah beredarnya sebuah laporan yang mengklaim kemungkinan terpasangnya kemampuan sensor pada produk elektronik China. Menurut laporan yang dirilis Badan Keamanan Siber Lithuania, ponsel yang diproduksi oleh raksasa elektronik China, Xiaomi, memiliki alat sensor bawaan untuk mengenali berbagai istilah termasuk “Bebaskan Tibet”, “Hidup Kemerdekaan Taiwan”, dan “gerakan demokrasi”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement