Senin 20 Sep 2021 17:49 WIB

Populasi Tikus Diperkirakan Meningkat di New York Usai Badai

Tikus adalah hewan yang cerdik.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang pria mengatur pompa air di tempat parkir setelah sisa-sisa Badai Ida menghasilkan hujan lebat dan menyebabkan banjir yang meluas di New York City, New York, AS, 02 September 2021.
Foto:

Tikus adalah hewan yang cerdik, cenderung pindah ke tempat yang lebih tinggi jika mereka punya kesempatan. Tikus Norwegia, spesies yang melimpah di New York City, membuat rumahnya di selokan, trotoar, dan liang bawah tanah. Namun makhluk ini bisa memanjat secara vertikal. Dan begitu masuk ke dalam gedung, dia bisa mengunyah dinding dan memanjatnya. 

 

Tikus hitam yang lebih kecil, yaitu arboreal, artinya tinggal di pohon, secara alami mengarah ke atas. Penghuni kota ini umum di New Orleans, di mana ia dikenal sebagai tikus atap.

 

"Tikus yang lebih lemah atau tidak beruntung mati, sementara individu yang lebih beruntung atau tangguh menemukan cara untuk bertahan hidup," katanya.

 

Yang selamat bereproduksi dengan cepat dan sering. Dua puluh tikus dapat dengan mudah menjadi beberapa ratus dalam waktu enam bulan.

 

 

"Anda pikir, di daerah yang terkena dampak banjir ini, tikus pasti musnah, tapi sebenarnya, tikus itu musnah, tetapi mereka kembali dengan sangat cepat. Mereka bisa menjadi jauh lebih melimpah daripada sebelum banjir," kata seorang profesor di departemen ekologi dan biologi evolusi di The University of Tennessee, Knoxville. 

 

Penelitian yang diterbitkan pada bulan Agustus, menemukan bahwa 12 tahun setelah badai bersejarah tahun 2005, tikus berkembang biak di daerah yang telah rusak parah akibat banjir, di mana banyak bangunan dibiarkan kosong. 

 

Apa yang terjadi pada populasi hewan pengerat kota setelah banjir besar sangat ditentukan oleh respons manusia setelah air surut. 

 

"Dalam kasus Badai Katrina, infrastrukturnya rusak parah sehingga butuh waktu untuk membuang sampah dan semua yang ada di tepi jalan untuk diangkut," kata Claudia Riegel, direktur Dewan Pengendalian Nyamuk, Rayap, dan Hewan pengerat New Orleans. 

 

Kulkas kosong dan puing-puing dari rumah yang rusak berlama-lama di jalan-jalan, menyediakan makanan dan sumber daya untuk tikus dan mengharuskan dewan untuk melakukan upaya pengendalian besar-besaran, termasuk menempatkan rodentisida di saluran pembuangan tempat tikus berkumpul. 

 

"Kami mencoba menahan populasi agar tidak meningkat secara eksponensial," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement