Sebagai perbandingan, kontrol yang cocok melaporkan gejala masing-masing pada tingkat 3,8 persen dan 3,1 persen. Sementara itu, peserta yang lebih muda berusia 2-11 dan 12-16 tingkat pelaporan gejalanya terendah pada 12-16 pekan, masing-masing sebesar 3,2 persen dan tiga persen.
Orang tua melaporkan gejala atas nama anak. Hasil tambahan menunjukkan prevalensi long Covid yang sedikit lebih tinggi dilaporkan di antara perempuan dibandingkan dengan laki-laki, masing-masing 5,4 persen versus 4,5 persen pada 12-16 pekan. Ini termasuk di antara orang-orang dengan penyakit atau masalah kesehatan bawaan, dibanding mereka yang tidak memiliki masalah apapun (7,4 persen versus 4,5 persen).
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan karena sifatnya yang observasional dan ketergantungan pada data yang dilaporkan mandiri oleh responden. Termasuk juga faktor lainnya adalah rendahnya jumlah peserta kontrol yang masih melaporkan gejala dalam analisis lebih lanjut.
Analisis lain berusaha untuk menilai durasi gejala berkelanjutan, atau bukti kuat yang berpotensi mendukung potensi long Covid, dibandingkan gejala apa pun yang dilaporkan kapan saja setelah infeksi, meskipun data untuk peserta kontrol tidak ada berdasarkan usia.
"Karena sifat observasional dari analisis ini, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apakah gejala yang dilaporkan setelah tes positif untuk virus corona disebabkan oleh Covid-19 atau sesuatu yang lain," jelas para penulis studi.