Kamis 16 Sep 2021 14:11 WIB

Theranos dan Skandal Startup Teknologi Kesehatan

Theranos menjual janji tes kesehatan hanya dengan setetes darah.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup
Foto:

Di dunia digital yang menawarkan modernisasi, perempuan juga masih kurang dilibatkan dan mendapat panggung yang terbatas. Kehadiran Holmes yang fotogenik pun, menjadi narasi yang menarik semua orang.

Namun, ternyata Holmes telibat skandal. Teknologi pengujian sampel darah itu ternyata tidak pernah ada.

Theranos tidak membuat aplikasi tetapi hanya menjual janji untuk mengubah perawatan kesehatan. "Holmes menargetkan pengalaman tes darah yang sangat familier dan sangat menarik bagi banyak orang," ujarnya, dilansir the Guardian, Ahad (12/9).

 

Buntut beragam skandal Satu dekade kemudian, lingkungan perusahaan rintisan ternyata telah mengalami pergeseran. Pengungkapan skandal seperti Cambridge Analytica telah mengikis kepercayaan pada teknologi besar.

Legislator dan publik pun kini makin mempertanyakan kekuatan monopoli yang dimiliki beberapa perusahaan teknologi besar. "Saat itulah seluruh percakapan seputar media sosial dan secara lebih luas sektor teknologi mulai beralih. Mulai ada lebih banyak skeptisisme tentang apa yang sebenarnya dijanjikan oleh perusahaan-perusahaan ini," ujar O'Mara.

Mantan presiden American Association for Clinical Chemistry David Grenache mengungkapkan, Theranos telah meningkatkan kesadaran bahwa orang harus lebih memperhatikan klaim-klaim fantastis yang dibuat oleh usaha rintisan.

"Theranos membantu meningkatkan beberapa tingkat kehatian-hatian. Kejadian ini mengingatkan orang untuk melihat sebelum Anda percaya pada teknologi yang tidak benar-benar ada," kata Grenache, yang saat ini menjadi chief scientific officer di TriCore Reference Laboratories.

Menurut dia, saat ini tetap perlu dilakukan pengawasan yang sehat bagi perusahaan rintisan, khususnya yang bergerak di bidang kesehatan. Sebab, banyak pula perusahaan rintisan kesehatan yang benar-benar bekerja menuju teknologi diagnostik yang lebih cepat. 

Theranos bukanlah satu-satunya perusahaan kesehatan yang menawarkan mimpi revolusioner. Masih banyak rintisan yang menawarkan janji kesehatan yang begitu memikat hati.

Profesor kedokteran Stanford yang merupakan salah satu pihak pertama yang menantang Theranos, John Ioannidis, berpendapat, bahkan di tengah pengawasan yang makin ketat, perusahaan pengujian medis di Silicon Valley telah melanjutkan beberapa kesalahan yang dibuat oleh Theranos.

Seperti yang pernah dilakukan Theranos, sebuah studi yang diterbitkan Loannidis pada 2019 menemukan, banyak perusahaan teknologi medis masih beroperasi dalam mode sembunyi-sembunyi, meluncurkan, dan mengumpulkan dana untuk produk mereka tanpa menawarkan bukti yang sah bahwa produk tersebut benar-benar berfungsi.

Menurut penelitian tersebut, dari 18 unicorn atau perusahaan teknologi yang bernilai lebih 1 miliar dolar AS, di lapangan, lebih dari setengahnya tidak memiliki dokumen yang sesuai dengan konsep usaha mereka.

 

Beroperasi dalam mode sembunyi-sembunyi, membuat klaim yang berlebihan, dan akhirnya mendorong orang untuk membuat keputusan tanpa informasi tentang kesehatan mereka sangat menakutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement