Kamis 16 Sep 2021 13:26 WIB

NASA Laporkan Ribuan Letusan Gunung Berapi Purba di Mars

Ledakan super di Mars menciptakan struktur yang disebut kaldera.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar pegunungan di Mars yang diambil oleh Mastcam
Foto:

Whelley dan rekan-rekannya mendapat ide untuk mencari bukti abu setelah bertemu dengan Alexandra Matiella Novak, ahli vulkanologi di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins di Laurel, Maryland. Matiella Novak sudah menggunakan data dari NASA's Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) untuk menemukan abu di tempat lain di Mars, bekerjasama untuk melihat secara khusus di Arabia Terra.

Analisis tim menindaklanjuti karya ilmuwan lain yang sebelumnya menyarankan bahwa mineral di permukaan Arabia Terra berasal dari gunung berapi. Kelompok penelitian lain, setelah mengetahui bahwa cekungan Arabia Terra bisa menjadi kaldera, telah menghitung di mana abu dari kemungkinan letusan super di wilayah itu akan mengendap, dengan bergerak melawan arah angin, ke timur, akan menipis dari pusat gunung berapi, atau dalam hal ini, apa yang tersisa dari kaldera.

Tim menggunakan gambar dari Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer MRO untuk Mars guna mengidentifikasi mineral di permukaan. Melihat di dinding ngarai dan kawah dari ratusan hingga ribuan mil dari kaldera, di mana abu akan dibawa oleh angin, mereka mengidentifikasi mineral vulkanik yang berubah menjadi tanah liat oleh air, termasuk montmorillonit, imogolite, dan alofan. 

Kemudian, dari gambar kamera MRO, tim membuat peta topografi tiga dimensi Arabia Terra. Dengan meletakkan data mineral di atas peta topografi ngarai dan kawah yang dianalisis, para peneliti dapat melihat dalam deposit yang kaya mineral bahwa lapisan abu terawetkan dengan sangat baik, alih-alih tercampur oleh angin dan air, abu itu berlapis-lapis.

"Saat itulah saya menyadari ini bukan kebetulan, ini adalah sinyal nyata," kata Jacob Richardson, ahli geologi di NASA Goddard yang bekerja dengan Whelley dan Novak. 

Ilmuwan yang sama yang awalnya mengidentifikasi kaldera pada 2013 juga menghitung berapa banyak material yang akan meledak dari gunung berapi, berdasarkan volume masing-masing kaldera. Informasi ini memungkinkan Whelley dan rekan-rekannya menghitung jumlah letusan yang diperlukan untuk menghasilkan ketebalan abu yang mereka temukan. Ternyata ada ribuan letusan,.

Satu pertanyaan tersisa adalah bagaimana sebuah planet hanya memiliki satu jenis gunung berapi yang mengotori suatu wilayah. Di Bumi, gunung berapi yang mampu menghasilkan letusan super 76.000 tahun lalu di Sumatera, Indonesia. 

Mars juga memiliki banyak jenis gunung berapi lainnya, termasuk gunung berapi terbesar di tata surya, yang disebut Olympus Mons. Olympus Mons volumenya 100 kali lebih besar daripada gunung berapi terbesar di Bumi Mauna Loa di Hawaii, dan dikenal sebagai gunung berapi perisai, yang mengalirkan lava ke bawah gunung yang landai. 

Arabia Terra sejauh ini memiliki satu-satunya bukti ledakan gunung berapi di Mars. Ada kemungkinan bahwa gunung berapi super-erupsi terkonsentrasi di wilayah di Bumi tetapi telah terkikis secara fisik dan kimia atau bergerak di seluruh dunia saat benua bergeser karena lempeng tektonik. 

Jenis gunung berapi eksplosif ini juga bisa ada di wilayah Jupiter atau bisa saja berkerumun di Venus. Apapun masalahnya, Richardson berharap Arabia Terra akan mengajari para ilmuwan sesuatu yang baru tentang proses geologis yang membantu membentuk planet dan bulan.

 

"Orang-orang akan membaca koran kami dan berkata, bagaimana Mars bisa melakukan itu? Bagaimana planet sekecil itu bisa melelehkan batu yang cukup untuk menggerakkan ribuan letusan super di satu lokasi?” Jelas Richardson. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement