REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Helikopter milik Badan Antariksa Amerika (NASA), Ingenuity, seharusnya hanya terbang lima kali. Namun helikopter NASA di Mars itu telah menyelesaikan 12 penerbangan dan belum menunjukkan tanda-tanda untuk segera pensiun.
Mengingat keberhasilannya yang menakjubkan dan tak terduga, NASA telah memperpanjang misi Ingenuity tanpa batas. Helikopter mungil itu telah menjadi teman perjalanan reguler penjelajah misi Perseverance dimana misi utamanya adalah mencari tanda-tanda kehidupan purba di Mars.
"Semuanya bekerja dengan sangat baik. Kami meneliti lebih baik di permukaan daripada yang kami harapkan," kata kepala tim teknik mesin Ingenuity, Josh Ravich, dilansir dari Phys pada Senin (6/9).
Ratusan orang berkontribusi pada proyek Ingenuity, meskipun hanya sekitar selusin yang saat ini mempertahankan peran sehari-hari. Ravich bergabung dengan tim lima tahun lalu.
"Ketika saya mendapat kesempatan untuk bekerja di proyek helikopter, saya pikir saya memiliki reaksi yang sama seperti orang lain: 'Apakah itu mungkin?'" ujar Ravich.
Keraguan awalnya dapat dimengerti. Sebab udara di Mars memiliki kepadatan yang setara dengan hanya satu persen dari atmosfer Bumi. Sebagai perbandingan, menerbangkan helikopter di Mars akan seperti menerbangkan helikopter di udara tipis hampir 30 kilometer di atas Bumi.
Selain itu, tidak mudah untuk mencapai Mars sejak awal. Ingenuity harus menahan kejutan awal lepas landas dari Bumi, dan kemudian pendaratan 18 Februari di planet merah setelah perjalanan tujuh bulan melalui ruang angkasa.
Begitu berada di lingkungan barunya, helikopter kecil seberat 1,8 kilogram itu harus bertahan dari dinginnya malam di Mars dengan menarik kehangatan dari panel surya yang mengisi baterainya di siang hari. Adapun penerbangannya dipandu menggunakan serangkaian sensor.