Selasa 31 Aug 2021 12:57 WIB

Data Pelanggan Fujitsu Dijual di Dark Web

Fujitsu mengatakan data yang dicuri tidak berkaitan dengan sistem perusahaan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Server Fujitsu. Ilustrasi
Server Fujitsu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Data dari raksasa teknologi Jepang Fujitsu sedang dijual di dark web oleh sebuah kelompok bernama Marketo. Fujitsu mengatakan informasi tersebut tampaknya terkait dengan pelanggan dan bukan sistem mereka sendiri.

Dilansir dari ZDNet, Selasa (31/8), pada 26 Agustus, Marketo menulis di situs bahwa ia memiliki 4GB data curian dan menjualnya. Mereka memberikan sampel data dan mengklaim bahwa mereka memiliki informasi rahasia pelanggan, data perusahaan, data anggaran, laporan dan dokumen perusahaan lainnya termasuk informasi tentang proyek.

Baca Juga

Awalnya, situs kebocoran grup mengatakan memiliki 280 tawaran data. Namun, sekarang situs kebocoran menunjukan 70 tawaran untuk data.

Seorang juru bicara Fujitsu mengatakan kepada ZDNet bahwa tidak ada indikasi bahwa itu terkait dengan situasi di bulan Mei ketika peretas mencuri data dari entitas pemerintah Jepang melalui platform ProjectWeb Fujitsu.

“Kami menyadari informasi telah diunggah ke situs lelang dark web ‘Marketo’ yang dimaksudkan untuk diperoleh dari situs kami. Kami rincian sumber informasi ini, termasuk apakah itu berasal dari sistem atau lingkungan kami, tidak diketahui,” kata juru bicara mengatakan kepada ZDNet.

“Karena ini termasuk informasi yang muncul terkait dengan pelanggan, kami akan menahan diri untuk tidak mengomentari detailnya. Saya berasumsi bahwa Anda mungkin mengingat acara terakhir Project WEB pada Mei, tetapi tidak ada indikasi bahwa ini termasuk informasi yang bocor dari ProjectWEB dan kami percaya bahwa masalah ini tidak ada hubungannya,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement