Kamis 19 Aug 2021 20:17 WIB

Mengapa Pasien Covid-19 Sampai Alami Gejala Neurologis?

Studi molekuler ungkap penyebab gejala neurologis yang dialami pasien Covid-19.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Brain fog setelah sembuh dari Covid-19 (ilustrasi). Kondisi tersebut makin banyak ditemukan pada pasien Covid-19 dengan gejala berat.
Foto:

Stanford School of Medicine bekerja sama dengan Saarland University di Jerman untuk membandingkan sampel jaringan otak dari delapan pasien yang meninggal karena Covid-19 dengan 14 kontrol. Peneliti menggunakan pengurutan RNA sel tunggal dalam risetnya.

Tak ada satupun pasien yang mengalami gejala klinis kerusakan neurologis sebelum kematiannya. Memang tak ada bukti keberadaan virus SARS-CoV-2 di otak, namun peneliti menyingkap adanya penanda peradangan parah pada jaringan otak pasien yang diteliti.

photo
Infografis Gejala Neurologis dan Kejiwaan Covid-19 - (republika.co.id)

Tampak ada perubahan mencolok pada jenis sel apapun yang dipelajari di otak. Perubahan signifikan pada otak itu jelas terlihat ketika dibandingkan dengan sampel jaringan otak dari kelompok kontrol yang meninggal karena penyebab lain.

Normalnya, tak ada sel-T pada otak. Namun, sel-T yang merupakan bagian dari sistem imun tampak berlimpah di otak pasien Covid-19 yang telah meninggal.

Perubahan pada otak Covid-19 menunjukkan tanda-tanda peradangan, komunikasi sel saraf abnormal, dan neurodegenerasi kronis. Di seluruh jenis sel, gangguan Covid-19 tumpang tindih dengan gangguan otak kronis dan berada dalam varian genetik yang terkait dengan kognisi, skizofrenia, dan depresi.

"Infeksi virus tampaknya memicu respons inflamasi di seluruh tubuh hingga menyebabkan sinyal inflamasi yang melintasi sawar darah-otak pada gilirannya justru dapat 'mematikan' penanda peradangan saraf di otak," kata Wyss-Coray.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature ini dapat membantu menjelaskan insiden kabut otak, kelelahan, dan gejala neurologis maupun psikiatri lainnya terkait long-Covid. Wyss-Coray menyebut, kemungkinan pasien Covid-19 yang mengalami gejala neurologis atau dirawat di rumah sakit, juga memiliki penanda (markers) peradangan di otaknya sama seperti yang ditemukannya pada pasien Covid-19 yang meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement