Jumat 06 Aug 2021 05:45 WIB

Jawab Kebutuhan Jaringan DeFi, Radix Luncurkan Olympia

Komponen utamanya adalah Radix Engine v2 dan Scrypto.

Ilustrasi jaringan DeFi.
Foto: Pixabay
Ilustrasi jaringan DeFi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyedia jaringan khusus DeFi, Radix, meluncurkan mainnet bernama Olympia. Mainnet Olympia disebut akan menjadi pilar utama dalam pembangunan sistem desentralisasi keuangan dengan skalabilitas tak terbatas.

CEO Radix Piers Ridyard mengatakan, adapun token yang akan digunakan dikenal dengan XRD memiliki fungsi dasar seperti create, transfer, dan stake. Terlebih lagi, kata Piers, algoritma konsensus cerberus yang dikenal dengan unsharded mampu menampilkan throughput 50 transaksi per detik (3,5x dari Ethereum).

"Olympia yang merupakan core dari ekosistem Radix, merupakan dasar dari penyempurnaan fitur penting lainnya yaitu pengembangan fitur yang lebih kompleks untuk proyek Alexandria dan Babylon. Dengan berhasilnya peluncuran Olympia ini, tentu saja akan mendukung pengembangan selanjutnya dengan perilisan proyek jangka panjang dengan codename Xi'a," ujar CEO Radix, Piers Ridyard dalam siaran pers, Kamis (5/8).

Menurut dia, ini tentunya akan mengimplementasikan skalabilitas linier tak terbatas dari cerberus yang di-sharding sepenuhnya. Beberapa fitur pengembangan yang ada pada mainnet Olympia adalah softwareradix node, radix engine, token radix, pembuatan token sederhana, radix wallet, radix explorer, instapass, dan instabridge.

"Pengembangan lain selain dari Olympia adalah Alexandria yang akan memberikan akses awal untuk developer dalam menggunakan Radix Engine v2 dan Scrypto," ujar Piers.

Ia menjelaskan, Scrypto merupakan bahasa pemrograman khusus DeFi baru yang dikembangkan oleh tim Radix. Hal ini akan menjadi hal utama untuk pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) pada jaringan Radix.

Setelah Alexandria, pengembangan selanjutnya adalah proyek dengancodename Babylon. Komponen utamanya adalah Radix Engine v2 dan Scrypto yang akan tersedia di Radix Public Network. Selain itu juga akan menampilkan Radix Blueprint Catalog, yang merupakan blueprint berbasis modular yang nantinya akan memberikan akses kepada pengembang lain untuk membangun dApps agar lebih cepat.

"Selain itu ada juga penerapan sistem lisensi, yang akan memberikan royalti kepada setiap pengembang yang kodenya digunakan berulang kali. Terakhir adalah proyek yang disebut dengan Xi'an yang merupakan versi akhir dari Radix Network yang akan mengimplementasikan algoritma konsensus cerberus versi fully sharded," ujar dia.

"Hal ini akan memberikan skalabilitas linier yang tak terbatas. Sehingga semua kebutuhan proses transaksi di pasar keuangan global di jaringan Radix akan semakin cepat tanpa merusak bagian-bagian kecil yang tidak masuk dalam core," kata dia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement