REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mateen Soudagar menghasilkan keuntungan dengan membeli dan menjual lusinan bidang tanah pada tahun lalu. Tapi, tidak satupun dari bidang tanah itu benar-benar ada dalam kenyataan.
Investasi Soudagar ini, berkembang di kota virtual yang dibuat oleh salah satu platform realitas virtual dengan dukungan blockchain Ethereum, Decentraland. Kota itu, yang disebut Genesis City, berukuran sebesar Washington DC.
Bidang tanah muncul di kisi-kisi pada layar pengguna dan setiap paket yang tersedia dapat dibeli menggunakan mata uang kripto yang disebut Mana. Satu dolar Amerika Serikat (AS) dapat ditukar menjadi 0,03 Mana.
“Saat ini, saya memiliki sekitar 200 hingga 300 bidang tanah dan setiap tanah bernilai, sekitar 300 dolar AS hingga 5.000 dolar AS, bahkan ada pula yang mencapai 10 ribu dolar AS,” kata Soudagar dilansir dari CBC, Jumat (19/3).
Soudagar menjelaskan, investasi awalnya di Mana setara dengan sekitar 20 ribu dolar AS. Setahun kemudian, ia memperkirakan, nilai investasi propertinya telah mencapai 150 ribu dolar AS.
Soudagar memahami investasinya ini sangat berisiko. Ia mengaku gugup, tetapi juga terdiversifikasi dengan baik. “Decentraland hanya salah satu produk yang saya investasikan,” ujarnya.
Dunia paralel baru
Bagi banyak orang, menginvestasikan uang nyata ke dalam real estat virtual, adalah sebuah konsep yang tidak terbayangkan. Namun, menurut jurnalis keuangan Camila Russo, investor Decentraland memiliki cita-cita besar setelah Genesis City berkembang menjadi kota metropolis virtual yang lengkap.
“Mereka melihat dunia di mana realitas virtual telah menguasai,” kata Russo, yang sedang menulis buku tentang Ethereum.
Russo pun sempat menjajal bertualang ke Decentraland, dengan memakai headset realitas virtual. Di dunia virtual ini, ia menyaksikan bagaimana para penghuni lainnya mereka dapat dari seluruh dunia dapat bertemu di mal virtual, galeri seni, dan bioskop.
Ia menjelaskan, sebidang tanah di Decentraland dapat terjual antara 300 dolar AS dan 200 ribu dolar AS. Tempat-tempat yang paling dekat dengan alun-alun pusat Genesis City adalah yang paling mahal.
Menurut Russo, salah satu pengguna Decentraland yang ia temui di dunia virtual membeli sebidang tanah karena ingin membangun galeri seni. Karena berasa dari kota kecil, ia sedih tidak memiliki galeri seni di sekitar daerahnya.
“Ia membayangkan dunia maya di mana dia memakai virtual reality headset, atau masuk ke situs laman Decentraland dari kamar tidurnya sendiri. Kemudian, melihat segala macam seni dalam pengaturan virtual reality,” kata Russo.
Agar berhasil, Decentraland membutuhkan baik kapitalis yang ingin mendapatkan keuntungan besar dan idealis sebagai bagian dari upaya membangun dunia paralel yang lebih baik. “Para spekulan akan memberikan likuiditas pasar, tapi idealis yang membuatnya menarik,” ujarnya.