Jumat 02 Apr 2021 12:50 WIB

Ilmuwan Kaji Efektivitas Vaksin dalam Jangka Panjang

Saat ini belum diketahui apakah vaksinasi mengurangi kebutuhan penggunaan masker.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Covid 19 (ilustrasi)
Foto:

Studi yang dilakukan menggunakan sukarelawan dari kalangan mahasiswa diperlukan karena mereka terdiri dari demografis dengan risiko tertentu tertular dan penularan SARS-CoV-2. Situasi berkumpul dan kehidupan sosial mereka (orang muda cenderung tinggal dekat dengan orang lain) meningkatkan risiko paparan dan akibat kasus COVID-19.

Sebagai contoh, antara Agustus dan September 2020, kasus COVID-19 di kalangan usia 18 hingga 22 tahun meningkat hingga 55 persen secara nasional. Sebelumnya, antara Juni dan Agustus di tahun yang sama, orang berusia 20 hingga 29 tahun terkena infeksi virus corona jenis baru paling tinggi, terhitung lebih dari seperlima dari seluruh kasus di AS.

Angka-angka ini mendahului peningkatan di antara orang dewasa yang lebih tua empat hingga 15 hari. Ini menunjukkan bahwa orang yang lebih muda menyebarkan infeksi ke populasi yang lebih tua dan lebih rentan. Di sisi lain, orang usia muda hanya menyumbang sebagian kecil (0,5) dari semua kematian akibat COVID-19 dan di banyak universitas dan perguruan tinggi, mereka menjalani pengujian dan pemantauan intensif untuk infeksi dan penyakit.

Little mengatakan peningkatan tingkat pengawasan kesehatan secara rutin akan membantu para peneliti melacak kasus infeksi virus ekar real time. Selain itu, peserta uji coba juga akan melakukan tes swab setiap hari untuk mencatat viral load.

Para peneliti juga akan mengumpulkan data tentang kontak dekat peserta uji coba untuk melihat apakah dan sejauh mana peserta yang terinfeksi menularkan virus ke orang lain. Dari data ini, akan dibandingkan tingkat peristiwa penularan sekunder antara peserta dalam kelompok studi vaksinasi langsung dan tertunda.

Jika penularan sekunder didokumentasikan, pelacakan kontak akan diperluas untuk melibatkan lebih banyak peserta. ILmuwan juga akan mengumpulkan hasil swab setiap hari dan memberikan sampel darah untuk serologi (untuk menentukan keberadaan antibodi penetral). Penyelenggara mengatakan uji coba akan berlangsung selama masa sekolah selama musim semi dan musim panas tahun ini. Tujuannya agar bisa melaporkan hasil sebelum masa sekolah musim gugur, sehingga lembaga akademik dapat menyesuaikan kebijakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement