Rabu 31 Mar 2021 12:30 WIB

Orang yang Divaksinasi Flu Lebih Jarang Terinfeksi Covid-19?

Sistem pertahanan tubuh akibat vaksin bereaksi tak spesifik pada penyakit tertentu.

Ilustrasi Covid-19
Foto:

Efek bangkitnya pertahanan tubuh alamiah?

Pertanyaan mendasar bagi para pakar kedokteran itu adalah, apakah ada penjelasan medis atau mikrobiologi dari fenomena ini? Misalnya, terbentuknya sistem pertahanan tubuh alamiah yang kemungkinan diaktifkan oleh vaksin influenza.

Sistem pertahanan tubuh alamiah ini berfungsi independen, tanpa tergantung imunitas antibodi yang terbentuk oleh patogen tertentu. Misalnya pada kasus infeksi virus corona pemicu Covid-19, antibodi yang terbentuk, akan menyerang "spike protein" yang khas pada virus corona untuk melumpuhkannya.

Sebaliknya, sistem pertahanan tubuh alamiah, yang kemungkinan "dibangkitan" oleh vaksinasi, terdiri dari serangkaian elemen antibodi yang beragam. Sistem ini bereaksi tidak spesifik pada patogen atau bibit penyakit tertentu saja.

Armada sistem kekebalan tubuh ini antara lain terdiri dari phagocyt dan sel dendrit yang merupakan sel pemangsa. Juga ada cytocine, sejenis protein yang berperan penting dalam mengaktifkan sel imunitas tubuh. Atau juga yang sudah dikenal luas, Leucocyt alias sel darah putih yang berfungsi melawan segala jenis patogen.

Vaksinasi dan dampaknya pada imunitas keseluruhan

Beragam vaksinasi terbukti berdampak positif pada sistem pertahanan tubuh, sudah dikenal cukup lama olah dunia medis. Dalam riset epidemiologi efek vaksinasi campak misalnya, diamati anak-anak yang mendapat imunisasi, beberapa tahun setelahnya masih memiliki kekebalan lebih tingi melawan beragam patogen dibanding yang tidak divaksinasi.

Atau riset imunologi independen terbaru dari Belanda, yang hasilnya belum mendapat peer review menegaskan kaitan vaksinasi flu dengan rendahnya kasus infeksi Covid-19. Para pekerja kesehatan di berbagai rumah sakit di Belanda yang mendapat vaksinasi flu pada musim dingin 2019/2020, lebih jarang terinfeksi Covid-19 dibanding yang tidak mendapat vaksinasi.

Kelompok yang diriset adalah kelompok kerja aktif yang melakukan cukup banyak kontak dengan orang lainnya, bukan para pensiunan di atas usia 70 tahun yang jarang melakukan konta sosial.

Kemungkinan hanya korelasi?

Tentu saja ada keraguan terkait korelasi vaksinasi flu dengan rendahnya kasus infeksi corona ini. Apakah fenomena ini hanya merupakan korelasi dari kejadian tertentu? Yakni, orang yang divaksinasi flu menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan kontak sosial?

Pasalnya di AS atau Jerman, kebanyakan yang sukarela melakukan vaksinasi flu yang harus membayar ekstra, adalah para manula atau orang dari kelompok risiko dan kelompok komorbid. Sementara kalangan lebih muda dan sehat jarang divaksinasi flu.

Juga di AS, kelompok manula secara sukarela mengisolasi diri, setelah pandemi baru merebak dan memakan ratusan ribu korba jiwa. Sementara kelompok aktif masih tetap harus bekerja normal.

Namun riset dari Michigan menepis adanya korelasi "kebetulan" semacam itu. Indikasinya, para manula biasanya mengembangkan gejala sakit parah jika terinfeksi Covid-19. Sementara riset tim di bawah pimpinan Ana Colon menunjukkan hasil berbeda.

Juga indikasi berikutnya dari para nakes aktif di rumah sakit di Belanda, yang mendapat vaksinasi flu terbukti lebih jarang terifeksi Covid-19, membantah adanya korelasi semacam itu.

 

sumber: https://www.dw.com/id/orang-yang-divaksin-flu-lebih-jarang-terinfeksi-covid-19/a-57050370

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement