REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Butuh sedikit bantuan dari bulan purnama untuk membebaskan kapal kargo Ever Given yang terjebak di Terusan Suez. Selama hampir seminggu, sebuah kapal kontainer sepanjang 400 meter terjepit di jalur perdagangan utama, memblokir semua lalu lintas.
Penggali dengan ukuran lebih kecil dari kapal kargo, datang untuk menggaruk sisi kanal demi membebaskan kapal itu. Namun, upaya itu butuh waktu yang tidak sebentar.
Terusan Suez, seperti banyak badan air lainnya, mengalami naik dan turun mengikuti pasang surut. Ini adalah efek samping dari hubungan Bumi dengan Bulan.
Pasang surut paling ekstrim terjadi ketika Bumi sejajar dengan matahari dan bulan. Dua objek ini mengerahkan tarikan gravitasi terkuat di Bumi. Air bergerak paling mudah sebagai respons terhadap gravitasi ini. Pasang surut adalah respons paling jelas terhadap tarikan gravitasi ini. Menurut New York Times, permukaan air Terusan Suez sekitar 46 sentimeter lebih tinggi dari biasanya saat bulan purnama.
Ketika ada bulan purnama atau bulan dalam fase barunya, tarikan gravitasinya menambah tarikan gravitasi matahari, mengakibatkan pasang naik dan surut yang lebih dramatis, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Dan bulan purnama pada hari Ahad (28/3), bahkan lebih baik untuk kapal yang terdampar. Sebab, bulan secara bersamaan relatif dekat dengan Bumi dalam orbitnya. Bulan akan mencapai titik terdekat, disebut perigee, pada Selasa (30/3). Perigee juga dapat menonjolkan pasang surut ekstrim yang disebabkan oleh bulan purnama dan baru, menurut NOAA.
Faktor-faktor tersebut berarti bahwa bulan benar-benar memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan Ever Given. "Kami sangat terbantu oleh gelombang pasang kuat yang kami alami sore ini," kata Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang ditugaskan untuk membebaskan Ever Given.
"Akibatnya, Anda memiliki kekuatan alam yang mendorong dengan kuat, dan kekuatan itu mendorong lebih keras daripada yang bisa ditarik oleh dua kapal tunda laut." jelasnya.