Rabu 17 Mar 2021 13:51 WIB

Ilmuwan Temukan Hipotesis ke Mana Hilangnya Air di Mars

Air di Mars mungin bersembunyi di permukaan, bykan menguap ke angkasa.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Foto:

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah mengamati distribusi mineral bantalan air di seluruh permukaan Mars, berkat pesawat luar angkasa seperti Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA, yang telah memetakan geologi dan iklim planet itu sejak 2006. Namun penglihatan itu saja terkadang terbatas.

“Anda harus melambaikan tangan dan memperkirakan seberapa tebal lapisan yang Anda lihat di permukaan,” kata ilmuwan utama Program Eksplorasi Mars NASA, Michael Meyer.

“Hanya dengan melakukan pengukuran di tempat tertentu di permukaan dengan penjelajah atau pendarat Anda, seperti Phoenix, atau sesekali melihat kawah segar, Anda dapat mengetahui seberapa tebal tempat tertentu di planet ini untuk mineral terhidrasi yang Anda sedang lihat. Jadi jawabannya ada, tapi lambat laun bertambah seiring Anda mendapatkan lebih banyak data,” ujarnya lagi.

Itulah yang mengarah pada temuan studi bahwa air purba senilai lautan mungkin telah lolos ke dalam, bukan ke luar. “Kami ingin memahami ini pada skala yang berbeda,” kata Scheller.

Ahli geokimia planet di University of Nevada Las Vegas, Christopher Adcock mengatakan hidrasi kerak terjadi di Bumi. Namun, sistem tektonik lempeng aktif kita mendaur ulang batuan jauh di dalam planet kita, memanaskan batuan dan melepaskan air dalam prosesnya. Air dikirim kembali ke permukaan melalui aktivitas vulkanik.

Mars, tidak seaktif secara geologis seperti Bumi. Inilah yang dapat menjelaskan mengapa ia hanya memiliki air yang terbatas di permukaannya.

Bukti paling jelas tentang air di Mars datang dalam bentuk es di kutub planet dan dalam jumlah kecil di atmosfer. Para ilmuwan telah mempelajari batuan terhidrasi di Bulan, Mars dan di badan planet lainnya sebagai sumber potensial air minum untuk misi astronot di masa depan atau bahan bakar yang dapat menggerakkan habitat dan roket.

Adcock, yang studinya mencakup bagaimana manusia dapat mensintesis dan menggunakan mineral di Mars untuk air minum dan bahan bakar roket, mengatakan temuan dari tim Scheller tidak sepenuhnya mengubah permainan untuk pemanfaatan sumber daya. Namun, ini merupakan pengingat yang menggembirakan bahwa air yang kita butuhkan untuk misi manusia jangka panjang ke Mars mungkin tepat di kaki ketika manusia pergi di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement