REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Ilmuwan ingin menyimpan 6,7 juta sampel sperma, sel telur dan DNA di dalam tabung lava yang berada di Bulan. Hal ini dilakukan agar gen manusia tetap ada walaupun ada bencana di Bumi seperti letusan gunung, perang nuklir dan sebagainya.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk menjadi penjaga keanekaragaman hayati dan sarana untuk melestarikannya. Belum semua teknologi yang dibutuhkan untuk proyek ambisius ini ada tetapi para peneliti berpikir hal itu dapat dibangun secara realistis dalam 30 tahun ke depan," kata Penulis Utama sekaligus Kepala Laboratorium Eksplorasi Robot Antariksa dan Terestrial (SpaceTREx) di Universitas Arizona Jekan Thanga dikutip dari livescience, Senin (15/3).
Dia mengatakan materi genetik tersebut akan disembunyikan dengan aman di tabung lava Bulan. Tempat itu akan didukung oleh panel surya di atasnya.
Tabung lava bulan akan menyimpan materi genetik yang diawetkan secara kriogenik dari semua 6,7 juta spesies tumbuhan, hewan dan jamur yang diketahui di Bumi. Dibutuhkan setidaknya 250 peluncuran roket untuk membawa materi genetik tersebut ke Bulan.
Upaya tersebut, kata dia, dapat melindungi satwa liar planet dari skenario apokaliptik baik yang alami maupun yang disebabkan oleh manusia. Dengan mengamankan materi genetik tersebut di Bulan diharapkan bisa memastikan kelangsungan gen mereka.
Motivasi utama di balik ide ini adalah untuk menciptakan fasilitas penyimpanan luar dunia yang aman untuk keanekaragaman hayati. "Saya suka menggunakan analogi data. Ini seperti menyalin foto dan dokumen Anda dari komputer ke hard drive terpisah, jadi Anda memiliki cadangan jika terjadi kesalahan," kata dia.
Meski begitu, salah satu kendala rencana ini adalah sampel harus diawetkan secara kriogenik. Kriogenik adalah ilmu yang mempelajari materi pada suhu yang sangat rendah. Sampel harus disimpan pada suhu yang sangat rendah antara minus 292 dan minus 321 derajat Fahrenheit (minus 180 hingga minus 196 derajat Celcius).
Ini berarti pekerjaan ini mungkin bisa dilakukan oleh robot. Namun, pada suhu rendah seperti itu, robot akan membeku ke lantai melalui pengelasan dingin, tempat logam menyatu di bawah suhu beku. Solusinya, menurut para peneliti, adalah levitasi kuantum.
“Anda dapat memiliki benda-benda dari kejauhan yang disematkan bersama, sehingga Anda dapat memindahkan robot melalui levitasi. Seolah-olah Anda tahu, mereka memiliki tali atau tali tidak terlihat yang melekat padanya,” kata dia.
Ia menambahkan perlu jangka waktu 30 tahun untuk memindahkan sampel DNA ke bulan. Namun, jika umat manusia dihadapkan pada krisis eksistensial, hal ini akan segera terjadi dilakukan lebih cepat.
"Ini adalah proyek yang membutuhkan urgensi nyata agar banyak orang cukup bersemangat untuk mengejarnya. Saya pikir itu bisa dicapai dalam 10 hingga 15 tahun jika diperlukan,” kata dia.
Menciptakan cadangan genetik untuk melestarikan keanekaragaman hayati bukanlah konsep baru. Gudang Benih Global Svalbard yang terletak di Lingkaran Arktik di Norwegia menyimpan sampel genetik spesies tanaman dari seluruh dunia dan telah digunakan untuk memperkenalkan kembali tanaman tertentu ke alam liar.
Namun, kubah itu masih berisiko hancur akibat naiknya permukaan laut atau hantaman asteroid. Hanya dengan menyimpan informasi genetik di tempat lain di tata surya nantinya dapat memastikannya bertahan dari segala ancaman eksistensial ke Bumi.