Selasa 02 Mar 2021 14:20 WIB

'Lamborghini' Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Pompeii

Arkeolog menemukan kereta kuno di Pompeii.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Kereta kuno berusia 2.000 tahun yang ditemukan di Pompeii.
Foto:

Kota kuno Pompeii dekat Napoli, hancur ketika gunung berapi di dekatnya, Vesuviu meletus pada tahun 79 Masehi. Saat gung Vesuviu meletus, aliran piroklastik gas super panas menyebar ke seluruh permukiman sekitarnya, menewaskan lebih dari 30 ribu orang dan mengubur kota di bawah abu setinggi 10 kaki (3 meter).

Beberapa bagian dari kota yang terkubur ditemukan pada akhir 1500-an. Penggalian ilmiah dimulai di sana pada abad ke-18. Pada abad ke-19, para arkeolog mengembangkan metode menyuntikkan plester ke dalam lubang yang ditinggalkan oleh sisa-sisa orang mati di lapisan abu.

Bentuk tiga kuda Romawi yang ditemukan di Civita Giuliana beberapa tahun lalu adalah pertama kalinya teknik ini berhasil digunakan pada mamalia besar. Dua dari mereka telah diikat dengan potongan dan kekang, mungkin karena pemiliknya berusaha melarikan diri dari kehancuran.

Para arkeolog mengatakan sebagian besar kereta yang baru digali ini masih utuh, meskipun materialnya sangat rapuh.

Bentuk poros dan platform kereta, yang terbuat dari kayu yang sudah lama lapuk, dan bekas tali pengikatnya diawetkan dengan cara menyuntikkan plester ke dalam rongga yang tersisa di abu.

Taman arkeologi di Pompeii sekarang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO yang mencakup 170 hektar (69 hektar) dari kota kuno yang terkubur, tetapi sekitar 50 hektar (20 hektar) masih belum digali.

Baik para penjarah dan arkeolog yang menggali area tersebut awalnya mengabaikan kereta itu. Mereka akhirnya menemukannya di bawah langit-langit kayu yang runtuh dari serambi dua yang membuka ke halaman yang tidak tertutup.

Ilmuwan juga menggunakan fotogrametri dan pemindaian laser untuk merekam elemen kereta dan ruangan yang mengelilinginya. Mereka memindahkan sisa-sisa kereta ke laboratorium taman, di mana pemulihnya bekerja untuk menghilangkan lebih banyak material vulkanik dari bagian logamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement