REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Helikopter milik Badan Antariksa AS (NASA) yang dikirim ke Mars dalam kondisi baik setelah mendarat di atas rover Perseverance NASA. Helikopter Ingenuity, yang mendarat pada Kamis (18/2), dalam keadaan menyala dan berkomunikasi dengan pengontrol di Bumi.
Pengontrol di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA menerima downlink pada Jumat (19/2) melalui Mars Reconnaissance Orbiter. Helikopter (dua kilogram) dan stasiun pangkalannya beroperasi normal.
Dengan generasi penjelajah, pendarat dan pengorbit terbaru menuju Planet Merah, NASA menemukan lebih banyak lagi rahasia dunia ini daripada sebelumnya. Mereka mencari tahu tentang bentang alam dan formasi, menemukan kebenaran air di Mars dan pencarian kehidupan, serta jelajahi kemungkinan bahwa planet keempat dari matahari ini suatu hari bisa menjadi rumah manusia berikutnya.
“Keduanya tampak bekerja dengan baik. Dengan laporan positif ini, kami akan melanjutkan dengan pengisian baterai helikopter besok,” kata Kepala Operasi Helikopter Ingenuity Mars di JPL, kata Tim Canham, dalam sebuah pernyataan pada Jumat (19/2), seperti yang dilansir dari Space, Senin (22/2).
Prosedur pengisian baterai tersebut, yang terjadi Sabtu (20 Februari), akan mengisi daya enam baterai lithium-ion “helikopter” hingga kira-kira 30 persen dari kapasitas yang direncanakan. Data akan dikirim kembali ke Bumi untuk memutuskan bagaimana melanjutkannya dengan sesi pengisian baterai di masa depan.
Untuk saat ini, JPL berencana untuk mengisi baterai hingga kapasitasnya 35 persen dalam beberapa hari lagi. Selanjutnya, akan melakukan sesi pengisian mingguan untuk menjaga helikopter tetap hangat di permukaan Mars yang dingin, serta siap untuk penerbangan akhirnya dalam beberapa bulan.
Ingenuity mendapatkan kekuatannya dari Perseverance sejak saat ini. Namun, begitu penjelajah melepaskan helikopter, pesawat tak berawak akan mengisi daya sendiri sepenuhnya, menggunakan panel surya.
“Setelah Perseverance menyebarkan Ingenuity ke permukaan, helikopter kemudian akan menjalani jendela uji terbang eksperimental 30 hari Mars (31 hari Bumi),” kata JPL dalam sebuah pernyataan.
Satu hari Mars atau “sol” adalah 24 jam dan 37 menit, dibandingkan denggan 24 jam di Bumi dan pengontrol beroperasi di waktu Mars untuk 90 sol pertama di misi tersebut.
“Jika Ingenuity selama dari malam pertama di Mars yang mendinginkan tulang- di mana suhu turun serendah minus 130 derajat Fahrenheit (minus 90 derajat Celcius)-tim akan melanjutkan penerbangan pertama sebuah pesawat di dunia lain,” tambah JPL.
“ Jika Ingenuity berhasil lepas landas dan melayang selama penerbangan pertamanya, lebih dari 90 persen tujuan proyek akan tercapai. Jika helikopter mendarat dengan sukses dan tetap dapat beroperasi, hingga empat penerbangan lagi dapat dicoba, masing-masing membangun kesuksesan dari yang terakhir,” katanya.
Penerbangan Ingenuity dapat merintis generasi baru penjelajah Mars yang bekerja secara mandiri atau berdampingan dengan misi pendaratan manusia di masa depan. Drone terbang di Mars bisa mengintai di depan penjelajah untuk merencanakan rute terbaik, atau melayang di atas medan berbahaya untuk melakukan studi ilmiah, di antara aplikasi lainnya.