Senin 15 Feb 2021 18:48 WIB

Robot China Temukan Batu Unik di Bulan

China berencana melakukan investigasi lebih lanjut pada batu yang tidak biasa itu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Rover Yutu-2 milik Cina yang mendarat di bulan, 11 Januari 2019.
Foto: China National Space Administration/Xinhua Ne
Rover Yutu-2 milik Cina yang mendarat di bulan, 11 Januari 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah mengoperasikan rover Yutu 2 yang menjelajahi sisi jauh bulan. Robot penjelajah tersebut tiba di bulan yang menempel di lander Chang'e 4.  

Yutu 2 melanjutkan aktivitas penjelajahannya pada 6 Februari setelah terpaksa berhibernasi pada malam bulan yang sangat dingin. Rover tersebut telah membuat penemuan menarik di permukaan bulan yang oleh para ilmuwan China disebut sebagai tonggak sejarah.

Baca Juga

Ilmuwan misi dan tim penggerak rover menemukan batu memanjang yang perlu diperiksa lebih dekat. Dilansir di Slash Gear, Senin (15/2), tim mengatakan berencana untuk melakukan pendekatan dan analisis dekat pada batu menggunakan instrumen Spektrometer Pencitraan Inframerah Terlihat dan Inframerah di atas kapal Yutu 2.

Instrumen tersebut mendeteksi cahaya yang tersebar dan memantulkan bahan untuk mempelajari detail tentang susunannya.

Para ilmuwan telah menggunakan instrumen tersebut untuk menyelidiki batuan lain dan sampel regolith di sepanjang jalur penjelajah melalui kawah Von Karman.  

Sejauh ini, investigasi tersebut mengungkap spesimen kaca leleh yang menarik dan material yang berpotensi berasal dari mantel bulan. Batu spiral menarik yang ditemukan rover tampaknya memiliki bentuk seperti pecahan dan mencuat dari tanah, ini adalah hal yang tidak biasa.

Karena batu tersebut masih dalam bentuk seperti pecahan dan memiliki tonjolan yang menonjol di dekat tepi batu, para ilmuwan yakin secara geologis umurnya masih muda.  

Tekanan dari tumbukan dan siklus termal, bersama dengan bentuk lain dari pelapukan di permukaan bulan, seiring waktu akan memecah batuan menjadi bentuk bola yang kasar.  Para ilmuwan telah menebak bagaimana batu itu terbentuk.

Teori yang paling mungkin adalah bahwa dampaknya keluar dari kawah terdekat.  Para ilmuwan juga percaya bahwa batu dengan bentuk tersebut dapat diciptakan melalui proses yang dikenal sebagai spallation. Spallation adalah pecahan batuan terlempar dari permukaan di dekatnya tanpa mengalami jenis tekanan guncangan yang sama dengan yang dialami area benturan langsung.  

Saat ini, China berencana melakukan investigasi lebih lanjut pada batu yang tidak biasa itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement