Sabtu 06 Feb 2021 02:22 WIB

Studi Sebut Pola Makan Anak Memiliki Dampak Seumur Hidup

Makan terlalu banyak lemak dan gula pada anak dapat mengubah mikrobioma seumur hidup.

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Menyantap makanan sehat yang bervariasi dapat memberikan asupan zat gizi yang beragam pula bagi tubuh. (ilustrasi).
Foto:

Dalam studi ini, tim Garland mencari dampak pada mikrobioma setelah membagi tikus menjadi empat kelompok. Setengah diberi makan makanan standar diet 'sehat'. Setengah diberi makanan diet 'barat' yang kurang sehat, setengah dengan akses ke roda lari untuk olahraga, dan setengah tanpa apa-apa.

Setelah tiga minggu dihabiskan untuk diet itu, semua tikus dikembalikan ke diet standar dan tidak melakukan olahraga, yang biasanya dilakukan pada tikus di laboratorium. Dalam waktu 14 minggu, tim meneliti keanekaragaman dan kelimpahan bakteri pada hewan.

Mereka menemukan bahwa jumlah bakteri seperti muribaculum intestinale berkurang secara signifikan pada kelompok diet barat. Jenis bakteri ini terlibat dalam metabolisme karbohidrat. Analisis juga menunjukkan, bakteri usus sensitif terhadap jumlah latihan yang dilakukan tikus.

Bakteri muribakulum meningkat pada tikus yang diberi diet standar yang memiliki akses ke roda berjalan. Sementara bakteri ini menurun pada tikus dengan diet tinggi lemak baik mereka berolahraga ataupun tidak.

Para peneliti percaya spesies bakteri ini, dan keluarga bakteri yang dimilikinya, dapat memengaruhi jumlah energi yang tersedia untuk inangnya. Penelitian berlanjut ke fungsi lain yang mungkin dimiliki jenis bakteri ini.

Efek lain dari catatan adalah peningkatan spesies bakteri yang sangat mirip yang diperkaya setelah lima minggu pelatihan treadmill dalam sebuah penelitian oleh peneliti lain, menunjukkan bahwa olahraga saja dapat meningkatkan keberadaannya.

Secara keseluruhan, para peneliti UCR menemukan bahwa diet barat pada masa awal kehidupan memiliki efek jangka panjang pada mikrobioma daripada olahraga awal kehidupan. Tim Garland ingin mengulangi eksperimen ini dan mengambil sampel pada titik waktu tambahan untuk lebih memahami kapan perubahan mikrobioma tikus pertama kali muncul, dan apakah perubahan tersebut meluas ke fase kehidupan selanjutnya.

Terlepas dari kapan efek pertama kali muncul, bagaimanapun, para peneliti mengatakan itu signifikan bahwa mereka diamati begitu lama setelah mengubah pola makan, dan kemudian mengubahnya kembali. Intinya, kata Garland menyebut pada dasarnya, “Anda bukan hanya apa yang Anda makan, tetapi apa yang Anda makan saat kecil,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement