Sabtu 06 Feb 2021 01:15 WIB

Tiga Misi Luar Angkasa Segera Mencapai Mars

Tiga misi yang diluncurkan Juli 2020 akan sampai pada 9,10 dan 18 Februari.

Rep: Eva Rianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah roket H-IIA dengan pengorbit Mars Uni Emirat Arab, lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima di Kagoshima, Jepang selatan, Senin (20/7/2020).
Foto: Hiroki Yamauchi / Kyodo News via AP
Sebuah roket H-IIA dengan pengorbit Mars Uni Emirat Arab, lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima di Kagoshima, Jepang selatan, Senin (20/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Tiga misi luar angkasa bakal mencapai Planet Mars selama dua pekan ke depan. Diluncurkan pada Juli 2020, tiga misi yang membentuk gelombang pesawat luar angkasa tak berawak dari Amerika Serikat, China, dan Uni Emirat Arab itu akan melihat apakah Mars dapat dihuni serta untuk mencari tahu apakah Mars bisa dihuni lagi.

Berikut beberapa informasi tentang ketiga misi luar angkasa tersebut, dikutip dari news.sky, Jumat.

Baca Juga

Misi ‘Hope’ Uni Emirat Arab pada 9 Februari

Uni Emirat Arab meluncurkan misi pertamanya dengan probe tak berawak yang diberi nama ‘Al-Amal’ (dalam bahasa Arab) atau ‘Hope’ ke Mars dari Pusat Antariksa Tanegashima Jepang pada 19 Juli 2020. Misi tersebut dinilai paling berisiko dari misi-misi lainnya, tetapi merupakan yang pertama dimulai.

Misi itu bertujuan untuk memberikan gambaran atmosfer Mars dan mempelajari perubahan harian dan musiman di planet tersebut. Misi itu sebagai sebuah tonggak baru yang memungkinkan negara itu untuk menjauh dari ketergantungan ekonominya pada minyak.

Emirates Mars Mission (EMM) akan melihat wahana Amal/Hope dimasukkan ke orbit di sekitar planet pada 9 Februari, ketika akan mulai mengirim data kembali ke Bumi, dengan jeda atau delay antara 13 dan 26 menit. Ilmuwan percaya Mars pernah berlimpah dengan air, dan sangat mungkin adanya kehidupan.

Badan Antariksa UEA mengatakan, salah satu penyebab transformasi planet Mars menjadi kering dan berdebu adalah perubahan iklim dan hilangnya atmosfer. Penyelidikan badan tersebut akan memantau sistem cuaca Mars, serta distribusi hidrogen dan oksigen di bagian atas atmosfer Mars, memungkinkan manusia untuk memahami hubungan antara perubahan cuaca dan hilangnya atmosfer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement