Jumat 05 Feb 2021 15:19 WIB

Arkeolog Temukan Puluhan Patung dari Kota Kuno di Turki

Puluhan patung terakota membawa kembali kepada kehidupan di Myra, Turki.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Arkeolog telah menemukan puluhan patung terakota yang berusia lebih dari 2.000 tahun di Myra, kota kuno di Turki.
Foto: Myra Andriake Excavations Archive/Nevzat Çevi
Arkeolog telah menemukan puluhan patung terakota yang berusia lebih dari 2.000 tahun di Myra, kota kuno di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Arkeolog telah menemukan puluhan patung terakota yang berusia lebih dari 2.000 tahun. Patung terakota yang ditemukan termasuk yang menggambarkan dewa, dewi, pria, wanita, kuda, dan hewan.

Beberapa patung masih dicat. Beberapa memiliki prasasti. Semua temuan itu membuka jendela kehidupan di kota kuno Myra, di tempat yang sekarang disebut Demre di Turki.

Baca Juga

"Koleksi patung-patung ini, memberi kita banyak petunjuk tentang apa yang ada di Myra yang misterius di bawah lapisan lumpur tebal pada abad pertama dan kedua SM," kata Nevzat Çevik, profesor arkeologi di Universitas Akdeniz di Turki yang memimpin penggalian, dilansir di Live Science, Jumat (5/2).

Myra, adalah salah satu pemukiman kuno terpenting di Lycia, wilayah maritim penting di sepanjang Laut Mediterania. Pelabuhan Myra pernah menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Mediterania kuno.

Pelabuhan ini terkenal dengan kuburan batu yang menonjol dari perbukitan, gereja Saint Nicholas, yang merupakan uskup Myra pada abad keempat dan teater era Romawi yang berkapasitas 11.000 kursi.

Çevik dan timnya sedang menggali bagian-bagian teater ini antara Juni dan Oktober 2020 ketika mereka menemukan teater kedua yang lebih kecil di bawah peninggalan Romawi.  

Struktur yang lebih tua berasal dari periode Helenistik, dari 323 SM ketika Alexander Agung meninggal hingga permulaan Kekaisaran Romawi pada 30 SM.

"Kami berharap menemukan teater Helenistik, tetapi patung-patung terakota yang tersebar di dalamnya adalah kejutan besar yang tak terduga," kata Çevik.  

"Seolah-olah orang-orang Myra kuno dibangkitkan dan berlari melalui terowongan waktu bersama-sama dan datang ke zaman kita," kata Çevik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement