Ahad 31 Jan 2021 19:32 WIB

Keamanan Siber Jadi Tantangan Pemanfaatan TIK Indonesia

Keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Keamanan siber
Keamanan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Keamanan siber telah menjadi isu prioritas bagi seluruh negara di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan. Sejalan dengan makin tingginya tingkat pemanfaatan TIK , tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaannya juga makin tinggi dan kompleks.

Kompleksitas ini makin meningkatkan sejak akhir 2019, ketika dunia disibukkan dengan merebaknya kasus Covid-19. Huawei Indonesia, berkolaborasi dengan Association Cloud and Computing Indonesia (ACCI), menggelar diskusi nasional secara daring CyberHub Festival 2021 dari 18-29 Januari 2021. Salah satu tema yang diangkat yaitu “Cloud dan Keamanan Siber untuk Infrastruktur Kritikal Nasional”.

Baca Juga

Deputi Bidang Proteksi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Akhmad Tohha menuturkan keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ruang siber Indonesia yang luas, multidimensi dan multi sektor, serta ancaman serangan yang meningkat, membutuhkan perhatian semua pihak. BSSN akan terus mewujudkan Pilar Pertama Strategi Keamanan Siber Nasional, yaitu Ketahanan Siber Indonesia.

Salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan keamanan siber adalah kompleksitas lanskap yang disebabkan oleh jenis penyerang, dampak yang ditimbulkan serangan, serta target serangan yang sangat beragam di ruang siber.

Di era digital saat ini, masyarakat memerlukan pengetahuan yang cukup terkait manfaat maupun kerentanan yang ada di ruang siber.

“Untuk itu, BSSN sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan CyberHub Fest 2021 yang diselenggarakan oleh Direktorat Proteksi Ekonomi Digital BSSN dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia, serta didukung oleh pemangku kepentingan keamanan siber sebagai bentuk kolaborasi bersama dalam rangka meningkatkan efektivitas keamanan siber dan mendorong implementasi keamanan siber sebagai fondasi layanan digital di Indonesia serta standar kepatuhan yang akan menjadi landasan evaluasinya,” ujarnya, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (27/1).

President Cloud and AI Business Group Huawei Indonesia Jason Zhang, mengatakan, Huawei berkomitmen dalam mengintegrasikan kepatuhan keamanan siber sebagai bagian integral dari bisnis dan layanannya, selain itu Huawei juga telah mengikuti assessment yang diterapkan oleh BSSN.

“Kami percaya dalam waktu dekat ketahanan keamanan siber akan menjadi praktik standar keamanan informasi keamanan yang diwajibkan bagi semua perusahaan dan organisasi di Indonesia untuk memastikan keamanan penyimpanan data pelanggan, seiring dengan upaya BSSN untuk membangun keamanan siber nasional yang lebih Tangguh,” kata Jason  Zhang.

Dia mengatakan Huawei menjadikan kepercayaan sebagai aspek terpenting dari solusi Cloud yang dimiliki. Huawei, kata dia, membangun Cloud publik yang kredibel secara global yang menampilkan keamanan, kepatuhan, privasi, transparansi, dan ketahanan. Kami akan terus berbagi pengetahuan tentang teknologi baru dan risiko keamanan siber yang berpotensi muncul di masa depan dan harus diantisipasi dari sekarang, serta mendorong kolaborasi inovatif.

"Kami sangat mengapresiasi BSSN atas inisiasi yang dilakukan dalam mengadakan workshop selama dua hari untuk memberikan literasi terkait indeks KAMI dalam rangka membangun kesadaran para pelaku industri maupun pemerintahan, serta mengukur tingkat kesiapan dan kematangan tiap organisasi terkait ancaman terhadap keamanan siber,” ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement