Kamis 21 Jan 2021 21:02 WIB

Huawei Dorong Literasi Keamanan Siber di Indonesia

Keamanan siber di Indonesia perlu dideteksi sedini mungkin.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Keamanan siber
Keamanan siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, Ken Qi dalam mengatakan kebutuhan akan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) merupakan keniscayaan di era yang serba terkoneksi secara. Menurut dia, SPBE perlu mendapat dukungan yang kuat dan penuh komitmen baik dari sisi infrastruktur, keamanan, maupun kompetensi SDM.

Ia menjelaskan, sebagai pengembang solusi TIK dunia, Huawei memahami bahwa SPBE mampu menjadi fondasi kuat berjalannya tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, tepercaya, dan memiliki kredibilitas. Dalam konteks pandemi, SPBE juga dapat diandalkan untuk mengelola informasi akurat terkait upaya-upaya pemulihan bersama.

 “Di sisi lain, kami juga memiliki kepedulian tinggi terhadap segala bentuk upaya untuk memperkuat keamanan siber yang sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan misi-misi kritikal,” ujar Ken, dalam lokakarya yang mengusung tema ‘Peran Honeynet pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)’.

 

Honeynet Project merupakan bagian dari upaya BSSN dalam menjaga keamanan nasional melalui pendeteksian serangan siber. Honeynet merupakan sistem yang didesain khusus untuk mengetahui, merekam berbagai pola dan jenis aktivitas serangan siber yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar analisis lanjutan upaya pengelolaan serangan siber.

Huawei Indonesia, kata dia sangat antusias untuk mendukung upaya BSSN meningkatkan literasi dan kapabilitas pemangku kepentingan terkait keamanan siber, termasuk tentang Honeynet sebagai upaya serius melakukan pendeteksian dan analisis ancaman siber sedini mungkin.

Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo mengatakan bahwa literasi tentang peran Honeynet dalam ketahanan dan keamanan siber nasional diyakini akan terus meningkat berkat sinergi multiple-helix yang terbangun antara BSSN dengan berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem digital di Indonesia.

“Dukungan alih pengetahuan dari Huawei Indonesia sebagai pakar di bidang TIK sangat dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan kapabilitas dan kompetensi ekosistem, terutama para SDM-nya, terutama dalam memahami isu-isu serta tantangan di bidang teknologi digital yang memiliki implikasi pada keamanan siber yang harus diantisipasi. Terima kasih untuk Huawei Indonesia,” katanya.

 Sambutan positif terhadap dukungan Huawei Indonesia juga disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Bali I Wayan Suarjana. “Kemampuan melakukan analisis dan deteksi dini terhadap ancaman siber menjadi kunci penting bagi semua pihak dalam mengantisipasi berbagai ancaman dan menyiapkan mitigasinya,” ujar I Wayan Suarjana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement