REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) atau Telkom Ririek Adriansyah mengatakan teknologi 5G belum terlalu mendesak untuk digunakan Indonesia dalam waktu dekat. Ririek mengatakan hal ini didasari oleh masih rendahnya jumlah pengguna yang memerlukan teknologi 5G di Indonesia serta masih cukup mumpuni teknologi 4G yang ada saat ini.
"Kalau untuk jangka pendek memang bagi Indonesia belum terlalu perlu," ujar Ririek dalam Webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 bertajuk "Akselerasi Pemulihan Ekonomi" di Jakarta, Selasa (26/1).
Ririek menjelaskan teknologi 5G yang standar memerlukan 100 Megahertz (MHz). Sementara Indonesia, dia katakan, belum memiliki spektrum yang tersedia 100 MHz.
Kata Ririek, rata-rata konsumsi data pengguna di Indonesia berkisar di angka 10 Gb. Hal ini berbanding jauh dengan Korea Selatan (Korsel) sebagai salah satu negara 5G yang mana rata-rata konsumsi data pengguna mencapai 200 Gb hingga 100 Gb.