REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tagar #unistallWhatsApp ramai di Twitter. Hingga Ahad (24/1) pukul 13.52 tagar ini sudah dibicarakan hingga 5.273 cuitan.
Banyak warganet yang bertanya-tanya mengapa orang memperbincangkan #uninstalWhatsApp. Namun, warganet yang lain menjelaskan mengenai alasan tagar tersebut yakni masalah privasi.
Belakangan, aplikasi pesan instan WhatsApp memang menjadi perbincangan. Hal ini lantaran rencana perubahan provasi Whatsapp yang akan 'memaksa' penggunanya untuk menyetujui perihal berbagi data dengan induk perusahaannya Facebook.
Awalnya, kebijakan ini akan dijalankan mulai 8 Februari. Namun, pada pekan lalu WhatsApp memutuskan untuk menunda kebijakan ini sampai bulan Mei. Penundaan dianggap jadi langkah yang tepat untuk dapat memberi waktu bagi masyarakt dalam memahami regulasi baru soal privasi dalam WhatsApp.
Dalam tiga bulan kedepan, WhatsApp akan menggunakan waktu tersebut untuk melakukan komunikasi yang lebih intensif soal kebijakan itu. Dengan waktu yang lebih longgar, maka pengguna juga sekaligus memilki waktu yanng lebih leluasa dalam mengkaji persyaratan yang diperbarui.
Sejak pengumuman kebijakan provasi baru ini dikeluarkan pada Kamis (7/1) lalu, para pengguna sudah mengeluhkan kebijakan ini. Mereka berbondong-bondong untuk keluar dari WhatsApp dan menginstal aplikasi pesan lain. Mereka mulai beralih ke Telegram ataupun Signal. Aplikasi pesan buatan Turki yakni BiP juga mengalami lonjakan pengguna.
Terbaru, Arab Saudi juga akan meluncurkan aplikasi pesan baru bernama PingMe sebagai alternatif pengganti WhatsApp.