Untaian-untaian itu dijalin menjadi kain, dipandu dengan gaya yang dihasilkan dari memasukkan ion bermuatan positif dan anion bermuatan negatif ke dalam campuran. Karenanya, kain ini baru saja dianugerahi Rekor Dunia Guinness untuk tenunan terbaik, menyalip linen Mesir.
Kendati kain tersebut ia klaim sebagai penemuan baru, dirinya memperingatkan jika masih perlu waktu untuk dapat menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan manusia. Walaupun, ia tak menampik, ke depan, kain tersebut bisa digunakan secara meluas.
‘’Meskipun kemungkinannya luar biasa, kita tidak akan segera melihat benda-benda yang terbuat dari lembaran besar kain tenun molekuler. Potongan kain terbesar yang kami buat hanya memiliki panjang 1 mm. ” katanya.
Dia menegaskan, ada gagasan umum yang melatarbelakangi teknik molekuler baru tersebut. Khususnya, bisa membersihkan air dengan menyaring bakteri dan ion serta molekul yang tidak diinginkan.
Bahkan, temuan baru itu disebutnya bisa saja membuat kain yang bisa mengeluarkan oksigen atau air, namun, bisa menghalangi racun, bakteri hingga virus. "Dan jika kita dapat mengganti ukuran dan bentuk untaian balok penyusun dengan cahaya atau listrik, kita mungkin dapat membuat kain menyusut atau mengembang agar sesuai dengan pesanan." jelasnya.