Studi Imperial College London juga memperkirakan jumlah reproduksi (R0) varian baru antara 1,4 dan 1,8.
"Analisis ini, yang telah menginformasikan perencanaan pemerintah Inggris dalam beberapa pekan terakhir, menunjukkan bahwa varian baru yang menjadi perhatian, B.1.1.7, memiliki penularan yang jauh lebih tinggi daripada virus SARS-CoV-2 sebelumnya yang beredar di Inggris," kata Ferguson.
"Ini akan membuat kontrol lebih sulit dan semakin menekankan pentingnya menggelar vaksinasi secepat mungkin."
Dr. Erik Volz, seorang ilmuwan di Imperial College London dan salah satu penulis studi menyebut semua virus berevolusi. Ia mengatakan, sangat jarang virus berubah dengan cara yang mengharuskan mereka mengevaluasi ulang kebijakan kesehatan masyarakat.
"Kami menemukan banyak bukti tentang perubahan transmisi varian B.1.1.7 yang harus dipertimbangkan saat merencanakan respons Covid 19 kita di tahun baru."
BACA JUGA: Cek Fakta: Beredar Video Menteri Agama Gus Yaqut Diusir di Riau, Benarkah?