Rabu 06 Jan 2021 14:47 WIB

Analisis LAPAN Soal Temuan Puing Roket Bertuliskan CNSA

Puing diduga merupakan sampah antariksa yang berasosiasi dengan Roket Long March.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Analisis orbit sampah antariksa mengenai temuan puing bertuliskan CNSA.
Foto:

Berdasarkan pemantauan virtual orbit benda jatuh antariksa yang telah dilakukan, objek nomor 44710 dianggap sebagai benda antariksa yang paling mungkin jatuh di pesisir Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 4 Januari 2021. Dari foto yang diperoleh LAPAN, ada beberapa indikasi yang dapat membantu identifikasi objek.

Pertama, struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter tiga hingga lima meter. Di salah satu sisinya tergambar bendera China, serta logo CNSA yang tampak sedikit terbakar. Segmen kulit tabung tersebut masih tampak berwarna putih dengan sedikit bekas terbakar di beberapa bagian.

Indikasi tersebut disertai analisis orbit yang disebutkan sebelumnya mengarah pada dugaan bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian luar roket Chang Zheng 3B yang diluncurkan pada 4 November 2019. Namun, LAPAN menggarisbawahi beberapa hal yang perlu menjadi catatan.

Pertama adalah benda yang mengalami reentry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar. Sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan Bumi.

Hanya benda dengan material ekstra kuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan Bumi. Proses reentry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket.

Selubung luar roket dapat terkoyak tak beraturan. Pemikiran ini membuat kesimpulan bahwa benda yang jatuh di Kotawaringan Barat merupakan bekas roket CZ-3B menjadi tidak sepenuhnya meyakinkan. LAPAN menegaskan jika benda yang jatuh merupakan bagian luar dari roket, maka potensi bahaya radiasi dari zat radioaktif cenderung kecil.

Zat radioaktif biasa digunakan dalam sistem pembangkitan daya di satelit, salah satunya berupa Radioactive Thermoelectric Generator (RTG). Belum ada indikasi bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian dari RTG dengan potensi bahaya radiasi.

Meski demikian, LAPAN tetap mengingatkan bahwa prinsip pencegahan perlu diterapkan, yaitu dengan menangani benda temuan dengan hati-hati. Termasuk diantaranya adalah menghindari kontak langsung dalam waktu yang lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement