REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Baru-baru ini para peneliti kembali mempersiapkan penelitian dan laporannya untuk mencari informasi terbaru mengenai kosmologi. Peneliti dalam kesepakatan untuk menyetujui berapa sebenarnya usia alam semesta.
Dalam prosesnya, pemahaman itu bisa dijelaskan melalui perkiraan laju ekspansi pengukuran usia kosmos. Berdasarkan pengukuran dari Cosmic Microwave Background (CMB) milik misi Planck Badan Antariksa Eropa (ESA), para peneliti telah mengantongi hasilnya. Usia kosmos adalah 13,78 miliar tahun.
Karya baru, yang diterbitkan dalam Journal of Cosmology and Astroparticle Physics, juga melaporkan pengamatan dari Atacama Cosmology Telescope (ACT). Instrumen ini, mempelajari CMB, sisa cahaya dari Big Bang. Hasil pengukuran usia yang mereka buat adalah 13,77 miliar tahun plus minus 40 juta tahun - sesuai dengan Planck.
"Sekarang kami telah menemukan jawaban sama antara Planck dan ACT," kata Simone Aiola, seorang peneliti di Pusat Astrofisika Komputasi Institut Flatiron dan penulis pertama salah satu makalah itu, dikutip dari iflscience, Rabu (6/1).
Temuan ini ini menunjukkan jika pengukuran yang sulit memang bisa diandalkan. Meskipun dianggap sulit, kemungkinan ketegangan antara dua cara itu untuk mengukur laju ekspansi disebabkan oleh kesalahan di suatu tempat. Khususnya, dalam pengamatan atau data Planck. Hasilnya, diperoleh secara independen, menunjukkan bahwa ini bukanlah masalahnya.