Rabu 23 Dec 2020 10:33 WIB

Deretan Dugaan Peretasan di 2020, Tokopedia Hingga KPU

Sejumlah platform belanja online paling banyak menghadapi serangan siber tahun ini.

Upaya peretasan (Ilustrasi)
Foto:

KPU

Masih pada bulan Mei, tepatnya 22 Mei, peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi itu datang dari akun @underthebreach, yang sebelumnya mengabarkan kebocoran data ecommerce Tokopedia.

Akun itu juga menyebutkan bahwa peretas membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID dan tanggal lahir. Data tersebut tampaknya merupakan data tahun 2013.

Tidak hanya itu, peretas juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya. Dalam cuitannya, @underthebreach mengunggah foto tangkapan layar di sebuah forum peretas di mana sang peretas menyebutkan bahwa data ID termasuk NIK dan NKK. KPU langsung mengecek data internal mereka sejak adanya klaim peretasan tersebut.

Data COVID-19

Pada akhir Juni, muncul kabar yang menyebutkan dugaan peretasan COVID-19. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menelusuri dugaan peretasan basis data pasien COVID-19 tersebut.

Kominfo mengatakan database COVID-19 dan hasil cleansing yang ada di data center aman. Kominfo juga berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), selaku penanggung jawab keamanan data COVID-19 di Indonesia.

Seorang peretas atas nama Database Shopping di dark web RaidForums menjual basis data dari pasien COVID-19 di Indonesia, tertanggal 18 Juni. Peretas mengaku data tersebut diambil pada pembobolan 20 Mei lalu.

Fitur spoiler di situs gelap menunjukkan data yang diambil antara lain berupa ID pengguna, jenis kelamin, usia, nomor telepon, alamat tinggal hingga status pasien. Peretas diduga mengantongi 230.000 data dalam format MySQL dalam unggahan di situs gelap tersebut.

Twitter

Pertengahan Juli giliran platform media sosial Twitter yang mengalami serangan siber.

Akun Twitter sejumlah tokoh dunia, termasuk co-founder Microsoft Bill Gates, kandidat presiden AS saat itu, Joe Biden, bintang acara reality show Kim Kardashian dan suaminyaKanye West, mantan presiden AS Barack Obama, CEO Amazon Jeff Bezos, hingga CEO Tesla Elon Musk diretas.

Twitter melalui akun resmi Twitter Support menduga peretas masuk ke sistem internal mereka sehingga bisa mengambil alih akun-akun besar dan terverifikasi.

Hacker, kata Twitter, menggunakan akses tersebut untuk mengambil alih akun-akun besar kemudian mencuitkan permintaan mengirim bitcoin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement