Jumat 06 Nov 2020 14:32 WIB

Ilmuwan Kenali Tujuh Kelompok Gejala Covid-19

Pada peneliti juga bisa membuat biomarker penting COVID-19 dari sampel darah pasien.

Vaksin (ilustrasi)
Foto:

Pada peneliti juga bisa membuat sejumlah biomarker penting COVID-19 dari sampel darah pasien. Mereka menemukan, infeksi COVID-19 setelah 10 minggu meninggalkan perubahan tegas pada sistem kekebalan tubuh pasien. Ini menjadi semacam sidik jari di dalam darah bekas pasien.

Jumlah granulocyt yang biasanya dalam sistem kekebalan tubuh berfungsi memerangi bakteri patogen, pada kelompok COVID-19 yang secara signifikan lebih rendah dibanding normal.

“Ini hal yang mencegangkan dan sama sekali baru,“ ujar pakar imunologi itu dalam wawancara dengan DW.

“Untuk itu sel kekebalan tubuh terus mengembangkan memori dan sel-T dalam kondisi sangat aktif. Hal tersebut menunjukkan, sistem kekebalan tubuh bahkan beberapa minggu setelah infeksi pertama, tetap melawan penyakit secara intensif,“ tambah Winfried Pickl.

Rincian ini bisa menjelaskan, mengapa banyak mantan pasien COVID-19 yang sembuh, tetap merasa lemah dalam jangka panjang. Di sisi lain, dalam waktu bersamaan sel-sel T peregulasi menurun tajam. Sebuah kombinasi sangat berbahaya, yang dapat mengarah pada penyakit autoimun.

Selain itu juga bisa dibuktikan, sel-sel imunitas yang memproduksi antibodi, berkembang biak dalam darah pasien COVID-19 yang sembuh. Semakin hebat demam yang diderita pasien dengan gejala sedang, makin tinggi pula tingkat kekebalan terhadap virus corona.

"Temuan kami, bisa menjadi kontribusi untuk memahami lebih baik penyakit ini. Juga membantu dalam pengembangan kandidat vaksin, karena kami sekarang bisa melacak biomarker yang potensial dan dapat melakukan monitoring lebih baik lagi,“ kata tim peneliti dari Universitas Kedokteran Wina itu dalam artikel ilmiahnya.

“Kami sekarang mengetahui, bahwa T-Lymphocite merupakan parameter penting, jika kami menganalisa kandidat vaksin,“ pungkas Pickl.

Penelitian itu terutama menunjukkan sistem kekebalan tubuh manusia, menangkal sebuah penyakit dengan bantuan sel-sel kekebalan dan antibodi, ibarat pertahanan ganda dalam sepakbola modern. Sel-sel kekebalan tubuh bisa megenali pola serangan virus dari memori yang dimiliki, dan bereaksi terhadap serangan.

Kini masalahnya adalah bagaimana menerapkan semua pengetahuan ini dalam praktik. Terutama dalam terapi pengobatan pasien COVID-19 serta dalam pengembangan vaksin yang ampuh, aman dan efektif.

 

sumber: https://www.dw.com/id/kenali-tujuh-kelompok-gejala-covid-19/a-55507589

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement