Senin 02 Nov 2020 17:36 WIB

Kebanyakan Parasetamol Tingkatkan Risiko Keracunan

Banyak orang menaikkan dosis paracetamol tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Iklan obat/ilustrasi
Foto: Pixabay
Iklan obat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paracetamol sering dianggap sebagai pil ajaib yang bisa mengurangi rasa sakit. Asetaminofen atau parasetamol yang dijual dengan berbagai nama merek diyakini bisa meredakan rasa sakit.

Parasetamol sudah lama dianggap sebagai cara teraman untuk mengurangi rasa sakit, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa itu mungkin tidak sesederhana kelihatannya.

Baca Juga

Meskipun merupakan obat yang aman, masalah utama dengan obat tersebut adalah bahwa orang-orang meremehkan keamanannya dan mulai menggunakannya dalam dosis yang lebih tinggi dan untuk jangka waktu yang lama. Overdosis obat dapat mengakibatkan keracunan yang merusak hati dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Penelitian ini berfokus pada data terbaru yang menunjukkan peningkatan yang jelas dalam jumlah kasus keracunan akibat asetaminofen dan berbagai pil yang mengandungnya. "Ini adalah obat yang sangat aman, tetapi hanya untuk pereda nyeri jangka pendek dan selama dosis harian tidak melebihi kisaran yang disarankan," kata Andrea Burden, salah satu penulis studi tersebut, dilansir di BGR, Senin (2/11).

Data yang digunakan para peneliti khusus untuk Swiss. Namun,  tren peningkatan keracunan tampaknya jauh lebih luas. Penyebabnya kemungkinan besar sama di semua tempat.

Obat ini tersedia dengan mudah tanpa resep. Meskipun petunjuk penggunaan menjelaskan bahwa mereka yang menderita berbagai jenis nyeri harus menggunakan hanya dosis efektif terendah, banyak orang cenderung mengabaikan pedoman tersebut dan mengambil dosis yang lebih tinggi.

Untuk pasien yang obatnya tidak bekerja dengan baik, banyak yang minum lebih banyak daripada dosis aman. Menurut Burden, satu masalah dengan parasetamol adalah tidak efektif untuk semua pasien atau melawan semua bentuk rasa sakit.

"Jika obat tersebut tidak membantu meringankan gejala seseorang, mereka mungkin tergoda untuk meningkatkan dosis tanpa berkonsultasi dengan profesional medis. Itu masalah sebenarnya." kata Burden.

Data menunjukkan peningkatan kasus keracunan sebesar 40 persen antara tahun 2005 dan 2008 yang memicu Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk mengeluarkan pedoman tentang seberapa banyak obat yang aman dikonsumsi secara teratur. Sayangnya di Swiss, pilihan dosis benar-benar meningkat dan itu mengakibatkan peningkatan insiden keracunan.

Jadi, apa yang dapat Anda lakukan untuk menghindari menjadi korban overdosis? Jawabannya adalah jangan mengonsumsi parasetamol melebihi dosis yang disarankan atau obat apa pun yang mengandungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement