REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Kemungkinan mengenai adanya Planet Sembilan di Tata Surya yang sangat jauh telah menimbulkan perdebatan hebat di antara para astronom. Sebagian peneliti menjadikannya tantangan untuk menemukannya.
Astronom di Universitas Yale telah menyajikan metode yang dapat memberikan hasil dan mulai mencari di lokasi yang paling memungkinkan. Bukti untuk Planet Sembilan didasarkan pada pola orbit objek Sabuk Kuiper. Teorinya adalah sesuatu dengan massa 5 sampai 10 kali massa Bumi bertindak mengikuti gravitasi.
Analisis lebih dalam dan penemuan lebih banyak komet tidak diragukan lagi akan memperkuat atau melemahkan kehadiran Planet Sembilan. Tetapi untuk benar-benar menjawab pertanyaan perlu melihat sesuatu yang bergerak dalam kegelapan.
Kalkulasi yang menunjukkan keberadaan planet tersebut menunjukkan orbitnya 14 hingga 27 kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan Neptunus dan mungkin bersembunyi di wilayah langit yang luas.
"Ini adalah wilayah luar angkasa yang hampir seluruhnya belum dijelajahi," kata Profesor Gregory Laughlin dalam sebuah pernyataan dilansir dari iflsciene pada Jumat (30/10).
Laughlin dan anggota timnya Malena Rice akan mencari objek samar yang tampak bergerak sangat lambat. Mereka mengumpulkan gambar dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) dan menyelaraskannya di sepanjang jalur orbit yang memungkinkan, bergeser dari satu bidang langit ke langit berikutnya.
TESS berfungsi menangkap bagian langit yang sering dipelajari. Tujuannya memungkinkan untuk menggabungkan ratusan gambar guna membawa objek yang sangat redup ke titik deteksi.
Astronom lain telah menggunakan ide yang sama untuk menemukan bulan, tetapi membutuhkan pencarian lebih rinci di sekitar Uranus dan Neptunus, yang posisinya sudah diketahui dengan baik.
Laughlin mengakui mencari planet yang lokasinya hanya diteorikan secara samar-samar adalah prospek yang sangat berbeda. Untuk memvalidasi metode itu. Jika Planet Sembilan tidak berada di area yang dicari, Laughlin dan Rice berencana memperluas area pencarian.
Makalah penelitian keduanya telah diterima Planetary Science Journal. Rice menyebut dirinya "agnostik" tentang apakah Planet Sembilan benar-benar ada. Ia tetap memiliki optimisme menemukannya.
"Akan indah jika benar ada di luar sana. Khususnya, orang membayangkan, jika Andalah yang menemukannya," ujar Rice.