REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- encinta arloji yang ingin mencari jam tangan asli dapat mencari benda idamannya lewat Jamtangan.com. Ini adalah mobile apps jam tangan pertama di Indonesia yang dihadirkan oleh Machtwatch.
“Machtwatch mengembangkan Jamtangan.com sebagai online watch store pertama di Indonesia untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam memiliki jam tangan berkualitas," kata Paul Cahyadi, CEO Machtwatch, dalam siaran resmi, dikutip Senin (12/10).
"Inisiatif ini berangkat dari fenomena pergeseran substansi penggunaan jam tangan dari sekedar penunjuk waktu menjadi penunjuk status sosial. Machtwatch telah berkolaborasi dengan puluhan brand besar di dunia dan kami pastikan keaslian semua produk."
Paul mengatakan Machtwatch sudah bekerja sama dengan jasa pengiriman yang bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Konsumen yang kurang puas bisa memanfaatkan layanan tiga hari kebijakan pengembalian.
Situs Jamtangan.com sudah beroperasi sejak 2014, kemudian berkembang menjadi aplikasi yang hadir sejak 2019. Kini diklaim jadi aplikasi e-commerce jam tangan pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Paul mengatakan aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 308.000 pengguna pada PlayStore dan 65.000 pada App Store sejak diluncurkan pada Maret 2019.
Merek arloji yang ada di aplikasi tersebut meliputi Alexandre Christie, Alba, Aigner, Armani Exchange, Ballast, Black Dice, Bomberg, Beijing, Casio, CCCP, Crafter Blue, Christian Mode, Citizen, Coach, D1 Milano, Daniel Klein, Daniel Wellington, Diesel, Ego Mazzucato, Emporio Armani, Esprit.
Juga Expedition, Ferrari, Fiyta, Fossil, Furla, Garmin, Geiger, Guess, Jonas Verus, Kate Spade, LTD, Lucien Piccard, Marc Jacobs, Michael Kors, Mido, MVMT, Nixon, Olivia Burton, Orient, Oris, Paul Brial, Police, Pop-Pilot, Rosefield, Seagull, Seiko, SevenFriday, Skagen, Spinnaker, Suunto, Thomas Earnshaw, Timex, Tissot hingga Tommy Hilfiger.
Menurut Federation of the Swiss Watch Industry FH, merek-merek jam tangan dunia merugi hingga jutaan dolar tiap tahun akibat menjamurnya barang palsu. Mereka memperkirakan lebih dari 40 juta jam tangan palsu Swiss yang diproduksi setiap tahun.
Kondisi ini tidak hanya merugikan secara materi, namun juga merusak reputasi dari merek yang ditiru. Di Indonesia, praktik pemalsuan dan penjualan jam tangan imitasi marak terjadi terutama karena banyaknya konsumen yang kurang mendapatkan informasi, ditambah dengan sulitnya proses verifikasi keaslian produk saat belanja daring.