Jumat 09 Oct 2020 10:05 WIB

Ilmuwan Sebut Batuan di Venus Mungkin 'Tersesat' di Bulan

Ada kemungkinan ketika Venus tertabrak asterois, materialnya tersebar sampai ke Bulan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Venus yang berwarna orange.
Foto: nasa
Venus yang berwarna orange.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan sedang menunggu untuk menemukan potongan bagian dari planet Venus yang akan ditemukan di Bulan. Venus telah lama menjadi perhatian para peneliti, yang menyatakan miliaran tahun lalu Venus bisa memiliki lingkungan seperti Bumi, dengan atmosfer tipis dan adanya air.

Bulan lalu, ilmuwan mengumumkan kemungkinan adanya tanda kehidupan di Venus. Kabar ini membawa banyak kegembiraan dan minat yang meningkat untuk mempelajari kondisi dan sejarahnya. Sayangnya, sulit untuk mengetahui banyak tentang sejarah planet tanpa kemampuan untuk memeriksa sampel geologis.

Baca Juga

Selain itu, untuk mengunjungi planet Venus saja sulit. Sebab, perjalan pesawat dan tinggal di sana cukup lama untuk mengumpulkan sampel atau membawanya kembali.

Permasalahan itu membuat para peneliti Yale memberikan sebuah solusi baru. Astronom Samuel Cabot dan Gregory Laughlin menyarankan dalam makalah baru yang akan diterbitkan di Planetary Science Journal, bisa jadi pecahan Venus berada jauh lebih dekat dan lebih mudah diakses daripada yang disadari.

Mereka mengatakan saat asteroid dan komet menghantam Venus, hantaman ini bisa menghasilkan 10 miliar batu ke orbit di sekitar tata surya. Akhirnya, orbit itu akan melintasi Bumi dan Bulan dan beberapa batu akan mendarat di permukaan bulan sebagai meteorit.

Tabrakan seperti itu jarang terjadi. Namun, permukaan Bulan akan menjadi tempat yang baik bahkan untuk potongan-potongan kuno Venus untuk bertahan yang siap ditemukan oleh manusia.

"Bulan menawarkan tempat penyimpanan yang aman untuk bebatuan kuno ini. Apa pun dari Venus yang mendarat di Bumi mungkin terkubur sangat dalam, karena aktivitas geologis. Batuan ini akan jauh lebih baik terawetkan di bulan,” kata Cabot, dilansir di Independent.co.uk, Jumat (9/10).

Para peneliti menyarankan perjalanan masa depan ke Bulan termasuk misi Artemis yang direncanakan NASA untuk diluncurkan dekade ini. Itu dapat memungkinkan lebih banyak tanah bulan untuk diambil dan dibawa kembali daripada sebelumnya. Analisis kimiawi akan dapat menunjukkan dari mana asal muasal batuan tersebut, termasuk jika ada yang dari Venus.

"Sebuah fragmen kuno Venus akan mengandung banyak informasi. Sejarah Venus terkait erat dengan topik penting dalam ilmu planet, termasuk masuknya asteroid dan komet di masa lalu, sejarah atmosfer planet bagian dalam, dan kelimpahan air cair,” kata Laughlin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement