Kamis 08 Oct 2020 01:29 WIB

Ilmuwan Temukan 24 Planet yang Mungkin Bisa Dihuni Manusia

Ke-24 planet kemungkinan memiliki kondisi yang cocok untuk menampung kehidupan

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Ilmuwan menemukan kandidat planet baru terletak pada jarak 23 juta tahun cahaya, di Galaksi Whirlpool M51.
Foto: nasa
Ilmuwan menemukan kandidat planet baru terletak pada jarak 23 juta tahun cahaya, di Galaksi Whirlpool M51.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Astrobiologi mengidentifikasi 24 planet yang berpotensi dapat dihuni. Ke-24 planet tersebut kemungkinan memiliki kondisi yang cocok untuk menampung kehidupan.

Peneliti mencatat, planet-planet tersebut sedikit lebih tua dari Bumi, sedikit lebih besar dan lebih basah dan hangat. Planet-planet tersebut juga diperkirakan mengorbit bintang dengan rentang hidup lebih lama dari matahari.

"Dengan teleskop luar angkasa berikutnya yang akan datang, kami akan mendapatkan lebih banyak informasi, jadi penting untuk memilih beberapa target," kata ilmuwan Universitas Negeri Washington, Dirk Schulze-Makuch, pada Fox News, Rabu (7/10).

Menurutnya, pihaknya perlu berhati-hati agar tidak terjebak mencari Bumi kedua. Sebab, ia tidak memungkiri ada kemungkinan planet yang lebih cocok untuk ditinggali makhluk hidup daripada Bumi.

Adapun beberapa ciri planet layak huni menurut para ilmuwan antara lain adalah berada di sekitar bintang dan planet memiliki air. Planet tersebut juga perlu memiliki suhu permukaan sekitar 5 derajat celcius lebih tinggi dari Bumi.

24 planet tersebut berada di luar tata surya Bima Sakti dengan jarak lebih dari 100 tahun cahaya dari Bumi. Namun, dapat diidentifikasi dengan teleskop masa depan. Teleskop yang dimaksud seperti James Web Space Telescope NASA.

Di antara ke-24 planet tersebut, tidak satupun yang memenuhi semua kriteria. Namun, salah satunya memenuhi empat karakteristik, dan menandakan planet tersebut cocok untuk kehidupan manusia.

"Terkadang sulit untuk menyampaikan prinsip planet yang dapat dihuni ini karena menurut kami, kita tidak memiliki planet terbaik," kata Schulze-Makuch menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement